Skill Baru yang Harus Dimiliki HRD di Era Digital

Skill Baru yang Harus Dimiliki HRD di Era Digital
Dalam lanskap bisnis yang terus bertransformasi dengan cepat, peran Human Resource Development (HRD) telah jauh berkembang dari sekadar fungsi administratif menjadi mitra strategis bisnis yang vital. Era digital telah mengubah cara kerja, harapan karyawan, dan kebutuhan organisasi secara fundamental. Bagi praktisi HRD di Indonesia, penting untuk membekali diri dengan keterampilan baru yang relevan dengan tuntutan zaman digital ini untuk tetap kompetitif dan memberikan nilai tambah bagi organisasi.
Pergeseran Peran HRD di Era Digital
Digitalisasi telah mengubah semua aspek dalam dunia kerja, termasuk bagaimana sumber daya manusia dikelola. HRD tidak lagi hanya fokus pada pengelolaan administrasi karyawan, tetapi kini bertanggung jawab untuk mendorong transformasi digital, meningkatkan pengalaman karyawan, dan memastikan organisasi memiliki talenta yang tepat untuk menghadapi tantangan bisnis masa depan.
“Di era digital, HR profesional perlu mengadopsi pendekatan yang lebih berbasis data, berorientasi pada pengalaman karyawan, dan berfokus pada bisnis dalam pekerjaan mereka,” menurut suatu studi.
10 Skill Esensial HRD di Era Digital
1. Digital HR Literacy dan Penguasaan Teknologi
HRD modern harus mahir menggunakan berbagai teknologi HR dan platform digital. Ini mencakup kemampuan mengoperasikan Human Resource Information System (HRIS), alat-alat berbasis AI, dan platform untuk rekrutmen, onboarding, serta employee engagement.
“Dari otomatisasi hingga komputasi awan dan analitik data, era digital telah memungkinkan profesional HR untuk beralih dari mengelola operasi menjadi lebih strategis.”
Kemampuan ini meliputi:
- Keahlian menggunakan HR Tech seperti HRIS, ATS (Applicant Tracking System), dan LMS (Learning Management System)
- Memahami integrasi sistem HR dengan sistem bisnis lainnya
- Kemampuan mengimplementasikan dan mengelola transformasi digital di departemen HR
2. People Analytics dan Data-Driven Decision Making
Kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan data karyawan menjadi insight yang bernilai adalah keterampilan krusial yang harus dimiliki HRD di era digital. Sebanyak 92% profesional HR berencana menggunakan people analytics untuk mendorong strategi HR mereka.
Skill ini mencakup:
- Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data HR
- Menyajikan data dalam bentuk visualisasi yang mudah dipahami
- Menggunakan data untuk membuat keputusan berbasis bukti (evidence-based)
- Memanfaatkan prediktif analitik untuk meramalkan tren SDM
“Profesional HR perlu memanfaatkan kekuatan analitik data untuk membuat keputusan yang lebih baik dan berbasis bukti.”
3. Strategic Workforce Planning
Dalam era digital yang penuh ketidakpastian, HRD harus mampu merencanakan kebutuhan tenaga kerja jangka panjang yang selaras dengan tujuan bisnis dan prediksi kebutuhan kompetensi masa depan.
Keterampilan ini meliputi:
- Mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja masa depan
- Mengidentifikasi kesenjangan keterampilan dan merencanakan upskilling/reskilling
- Mengembangkan talent pipeline yang adaptif terhadap perubahan bisnis
- Merancang strategi HR yang selaras dengan tujuan bisnis
“Workforce Planning menjadi lebih penting dari sebelumnya di tengah cepatnya perubahan kebutuhan bisnis dan teknologi.”
4. Employee Experience Design
Menciptakan pengalaman kerja yang positif dan bermakna adalah salah satu prioritas utama bagi 47% pemimpin HR. HRD perlu memiliki kemampuan merancang pengalaman karyawan yang holistik dengan pendekatan design thinking.
Skill ini mencakup:
- Mendesain journey karyawan dari rekrutmen hingga offboarding
- Memahami dan merespon kebutuhan berbagai generasi di tempat kerja
- Menciptakan budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif
- Mengembangkan program employee wellbeing yang komprehensif
“Dari 80% employer percaya bahwa pengalaman karyawan yang positif mendorong engagement, wellbeing, produktivitas, serta kemampuan menarik dan mempertahankan talenta.”
5. Keahlian AI dan Integrasi Otomatisasi
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi bagian integral dari fungsi HR. HRD perlu memahami bagaimana AI dapat diimplementasikan untuk meningkatkan efisiensi proses HR tanpa mengorbankan sentuhan manusiawi.
Keterampilan ini meliputi:
- Kemampuan implementasi alat HR berbasis AI
- Memahami etika penggunaan AI dalam konteks SDM
- Keahlian prompting GenAI untuk mendukung tugas-tugas HR
- Merancang kolaborasi manusia-AI yang efektif
“Beberapa contoh keterampilan esensial yang dibutuhkan oleh HR termasuk kelincahan digital, pengetahuan HRIS, pengetahuan software HR lain yang relevan, dan kemampuan prompting GenAI.”
6. Change Management dan Agile Leadership
Di tengah disrupsi digital yang terus berlangsung, HRD harus mampu memfasilitasi proses perubahan organisasi dan menunjukkan kepemimpinan yang tangkas.
Skill ini mencakup:
- Kemampuan mengelola resistensi terhadap perubahan
- Mengimplementasikan metodologi agile dalam praktik HR
- Membangun ketahanan organisasi menghadapi disrupsi
- Memfasilitasi transformasi budaya kerja digital
“Ketangkasan dan adaptabilitas, termasuk manajemen krisis dan keahlian model kerja hybrid, menjadi keterampilan penting bagi profesional HR masa kini,” menurut sebuah laporan.
7. Digital Learning dan Program Pengembangan Berbasis Teknologi
Pembelajaran berkelanjutan menjadi kunci dalam era digital. HRD perlu menguasai cara merancang dan mengimplementasikan program pengembangan karyawan yang memanfaatkan teknologi digital.
Kemampuan ini meliputi:
- Merancang pembelajaran mikro (microlearning) dan program digital learning
- Mengembangkan platform pembelajaran yang personalisasi
- Mengukur efektivitas program pembelajaran digital
- Memahami tren e-learning dan teknologi pembelajaran terbaru
“Strategi ini melibatkan penyediaan akses ke platform pembelajaran digital, memfasilitasi workshop tentang tren yang sedang berkembang seperti AI,”
8. Diversity, Equity, Inclusion, and Belonging (DEIB) Expertise
Menciptakan tempat kerja yang beragam, adil, dan inklusif menjadi prioritas bagi banyak organisasi. HRD perlu memiliki pemahaman mendalam tentang praktik DEIB dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam kebijakan dan budaya organisasi.
Skill ini mencakup:
- Memahami kerangka kerja DEIB dan best practices
- Mengembangkan kebijakan HR yang mendukung inklusi dan keadilan
- Merancang program untuk mengatasi bias dan hambatan sistemik
- Membangun budaya kerja yang menghargai keberagaman
“Keahlian DEI menjadi bagian penting dalam pengembangan employee experience yang positif di tempat kerja,” dikutip dari laporan tentang HR Skills Valuable in 2025.
9. Business Acumen
Pemahaman mendalam tentang model bisnis, strategi perusahaan, dan kontribusi HR terhadap nilai bisnis adalah keharusan bagi HRD modern di era digital.
Keterampilan ini meliputi:
- Memahami model bisnis dan strategi organisasi
- Mengukur dampak inisiatif HR terhadap hasil bisnis
- Berkomunikasi dalam bahasa bisnis, bukan hanya terminologi HR
- Mengaitkan aktivitas HR dengan pencapaian tujuan organisasi
“Business Acumen menjadi kompetensi inti pertama yang harus dimiliki oleh profesional HR di Indonesia tahun 2025,” menurut laporan dari HRD Forum.
10. Ethical HR dan Kepatuhan Hukum di Era Digital
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, HRD harus memastikan praktik HR tetap etis dan mematuhi regulasi yang berlaku, termasuk dalam hal privasi data dan keamanan informasi karyawan.
Skill ini mencakup:
- Pemahaman tentang regulasi ketenagakerjaan Indonesia terkait era digital
- Memastikan kepatuhan dalam pengumpulan dan pengelolaan data karyawan
- Menerapkan etika dalam penggunaan teknologi HR
- Memahami implikasi hukum dari praktik HR dalam lingkungan digital
“Pengetahuan tentang regulasi ketenagakerjaan Indonesia, tata kelola perusahaan, serta kode etik profesi SDM menjadi keterampilan penting bagi HRD,” menurut HRD Forum.
Strategi Pengembangan Kompetensi Digital bagi HRD
Untuk mengembangkan keterampilan digital yang dibutuhkan, praktisi HRD di Indonesia dapat:
1. Meningkatkan Sertifikasi Profesional
Memperoleh sertifikasi HR yang relevan dengan era digital seperti Certified Digital HR Professional, SHRM Certified Professional, atau sertifikasi HRD sesuai standar kompetensi berdasarkan SK Menaker RI No. 159/2020.
“Saat ini seorang Human Resource atau praktisi HR atau HRD wajib memiliki standar kompetensi praktisi berdasarkan SK Menaker RI No. 159/2020.”
2. Pembelajaran Berkelanjutan
Mengikuti kursus online, webinar, dan program pembelajaran tentang teknologi HR, analitik data, dan transformasi digital melalui platform seperti LinkedIn Learning, facebook, twitter, atau HRD Forum eLearning.
3. Mengembangkan Jaringan Profesional
Bergabung dengan komunitas HR, forum diskusi, dan asosiasi profesional untuk berbagi pengetahuan, best practices, dan tren terkini dalam HR digital.
4. Berkolaborasi dengan Departemen IT
Bekerja sama dengan tim teknologi informasi untuk lebih memahami bagaimana implementasi teknologi dapat mendukung fungsi HR dan meningkatkan pengalaman karyawan.
5. Mengadopsi Mindset Digital
Mengembangkan pola pikir yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi, serta terus mencari peluang untuk mengintegrasikan teknologi digital dalam praktik HR sehari-hari.
Kesimpulan
Era digital telah mengubah lanskap HR secara fundamental. Praktisi HRD di Indonesia tidak lagi bisa hanya mengandalkan kompetensi tradisional untuk berhasil. Dibutuhkan kombinasi antara keterampilan teknis digital, kemampuan analitis, dan soft skills yang kuat untuk menjadi HRD yang efektif di era ini.
Dengan mengembangkan sepuluh keterampilan esensial di atas, profesional HRD dapat memposisikan diri sebagai mitra strategis yang berharga bagi organisasi, mendorong transformasi digital, dan memastikan keberhasilan jangka panjang dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.
Bagi pemimpin perusahaan, mengenali dan mendukung pengembangan keterampilan digital ini pada tim HR mereka menjadi investasi penting untuk keberhasilan organisasi di masa depan. Dengan tim HRD yang dibekali keterampilan digital yang relevan, organisasi akan lebih siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam era digital yang terus berkembang.