Managing Organization in The Midst Of a Complex Situation
Mengelola Organisasi di Tengah Situasi Kompleks: Disrupsi Teknologi, Perubahan Demografi, Krisis Ekonomi
Halo para praktisi HR dan HC di seluruh Indonesia! Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, mengelola organisasi bukanlah tugas yang mudah. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas bagaimana cara menghadapi situasi kompleks seperti disrupsi teknologi, perubahan demografi, dan krisis ekonomi dalam dunia bisnis. Yuk, simak ulasannya!
Menyongsong Era Baru: Disrupsi sebagai Norma Baru
Setelah melalui masa pandemi, dunia bisnis harus menghadapi banyak gangguan atau disrupsi. Disrupsi telah menjadi norma baru belakangan ini dan berdampak secara global. Menghadapi disrupsi, diperlukan kemampuan ketahanan yang tangguh. Faktor-faktor yang mempengaruhi disrupsi bisa bersifat manusiawi atau finansial. Perusahaan-perusahaan memerlukan metrik untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu disrupsi, pola-pola disrupsi, dan bagaimana mengatasi tantangan tersebut. Semakin banyak faktor disrupsi yang dapat diidentifikasi, semakin tangguh pula perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan memiliki kemampuan pengorganisasian dan dapat beradaptasi dengan disrupsi. Jika sebuah perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan situasi yang penuh tantangan, maka keberlanjutan perusahaan itu dapat terancam.
Tentang ketangguhan perusahaan, faktor yang mempengaruhinya adalah kepemimpinan dan orang-orang di dalam organisasi. Kebangkitan dari keterpurukan juga akan menciptakan semangat dan investasi. Menjadi perusahaan yang tangguh melibatkan mimpi besar, kinerja keuangan yang kuat, kepemimpinan yang kokoh, penguasaan teknologi, membangun kemampuan fleksibilitas, sejalan dengan tata kelola, tenaga kerja, tempat kerja, dan perubahan nilai.
Peran HR sangat penting dalam meyakinkan dan menjaga perubahan di dalam perusahaan.
Transformasi Digital: Mendorong Kinerja Organisasi melalui HR
Transformasi digital membuka peluang bagi HR untuk mengelola sumber daya manusia dengan lebih baik. Pertanyaannya, bagaimana HR dapat mendukung manajemen dalam menjaga keberlanjutan bisnis? Pertama-tama, kita perlu beralih dari sekadar pekerja tugas menjadi pekerja pengetahuan, mengubah DNA HR kita. Kedua adalah transformasi keunggulan, ketiga adalah memberdayakan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan, dan keempat adalah teknologi pertumbuhan.
Konsep tenaga kerja juga berubah menjadi kebebasan tenaga kerja, pemantauan jumlah karyawan, meningkatkan kemampuan tenaga kerja, dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek bisnis. Sebagai HR, kita harus mengenal lebih dalam tentang fungsi bisnis lain di dalam perusahaan, tidak hanya terbatas pada pengetahuan hukum dan pengembangan sumber daya manusia. Kita juga harus memahami peran bisnis global.
Sebagai HR, kita harus mendorong tenaga kerja untuk bersifat beragam dan inklusif. Peran HR tidak lagi hanya sebatas ilmu sosial, melainkan lebih terbuka terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dalam menghadapi kompleksitas situasi saat ini, kemampuan adaptasi, kepemimpinan yang tangguh, transformasi digital, dan kepemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek bisnis menjadi kunci keberhasilan. Dengan menjadi perusahaan yang tangguh dan adaptif, kita dapat menghadapi tantangan disrupsi, perubahan demografi, dan krisis ekonomi dengan lebih percaya diri.
Ingatlah, transformasi dimulai dari kita sendiri, dan sebagai praktisi HR, kita memiliki peran sentral dalam mengarahkan perubahan positif di dalam organisasi. Mari bersama-sama menciptakan masa depan yang sukses dan berkelanjutan untuk dunia bisnis di Indonesia!
::
Semoga artikel tersebut membawa manfaat. Selamat berkarya!
Salam HRD Forum!
HRD Forum Connect :
linktr.ee/hrdforum