6 Teknik Belajar Ala Harvard yang Membuatmu Jadi Autogenius

6 Teknik Belajar Ala Harvard yang Membuatmu Jadi Autogenius
Oleh: HRD-Forum.com
Dalam era informasi yang berkembang pesat, kemampuan untuk belajar secara efektif dan mandiri menjadi kunci utama untuk mencapai keunggulan intelektual dan profesional. Teknik belajar ala Harvard, yang dirancang berdasarkan prinsip-prinsip psikologi kognitif dan praktik terbaik dari institusi pendidikan terkemuka, menawarkan pendekatan sistematis untuk mengubah setiap individu menjadi “autogenius”—pembelajar mandiri yang mampu menguasai konsep kompleks, mempertahankan pengetahuan jangka panjang, dan beradaptasi dengan tantangan baru.
Tulisan ini menyajikan serangkaian teknik belajar terpilih—seperti Teknik Feynman, Aturan 50/10, Active Recall, Interleaving, dan lainnya—yang telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan efisiensi, retensi, dan pemahaman mendalam. Teknik-teknik ini bukan sekadar metode mekanis, melainkan sebuah sistem holistik yang mengintegrasikan fokus, refleksi diri, dan penguatan memori untuk membentuk pola pikir unggul. Dengan pendekatan yang terperinci, akurat, dan berbasis evidensi, kami berharap pembaca dapat menerapkan strategi ini dalam perjalanan pembelajaran mereka, baik untuk tujuan akademik, profesional, maupun pengembangan pribadi.
Kami mengundang Anda untuk menjelajahi setiap teknik dengan penuh perhatian dan komitmen. Kesuksesan dalam menguasai seni belajar tidak hanya terletak pada pengetahuan tentang metode, tetapi juga pada konsistensi penerapannya. Semoga tulisan ini menjadi langkah awal menuju transformasi Anda menjadi seorang autogenius yang mampu mencapai potensi maksimal dalam setiap bidang yang Anda tekuni.
6 Teknik Belajar ala Harvard
Berikut adalah penjelasan lengkap, terperinci, dan sistematis mengenai teknik belajar ala Harvard yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang menjadi “autogenius” (pembelajar mandiri yang cerdas dan efektif). Teknik-teknik ini didasarkan pada pendekatan ilmiah dan praktik terbaik dalam psikologi kognitif serta pedagogi modern, yang sering diasosiasikan dengan institusi ternama seperti Harvard. Saya akan menjelaskan masing-masing teknik seperti—Teknik Feynman, Aturan 50/10, Active Recall, dan Interleaving—dan menambahkan dua teknik lain yang relevan yaitu; Spaced Repetition dan Metakognisi.
1. Teknik Feynman
Definisi:
Teknik Feynman adalah metode pembelajaran yang dinamai dari fisikawan peraih Nobel, Richard Feynman. Teknik ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap suatu konsep dengan cara menjelaskannya secara sederhana, seolah-olah kepada seseorang yang tidak memiliki latar belakang atau pengetahuan sebelumnya mengenai topik tersebut. Pendekatan ini menekankan bahwa penguasaan sejati ditunjukkan melalui kemampuan untuk menyederhanakan kompleksitas.
Langkah-Langkah Penerapan Teknik Feynman:
-
Pilih Topik yang Ingin Dipelajari
Tentukan materi atau konsep yang ingin Anda kuasai secara mendalam. -
Jelaskan dengan Bahasa Sederhana
Tulis atau ucapkan penjelasan Anda tentang topik tersebut seolah-olah sedang mengajarkannya kepada anak-anak atau seseorang yang benar-benar awam. Gunakan analogi, bahasa sehari-hari, dan hindari jargon atau istilah teknis yang rumit. -
Identifikasi Titik-Titik Kelemahan
Perhatikan bagian-bagian di mana Anda mengalami kesulitan menjelaskan. Titik-titik ini menandakan adanya celah dalam pemahaman yang perlu diperbaiki. -
Pelajari Ulang dan Sederhanakan Kembali
Kaji ulang materi dari sumber yang terpercaya untuk memperdalam pemahaman. Setelah itu, perbaiki penjelasan Anda dan ulangi proses hingga Anda mampu menjelaskan secara runtut, sederhana, dan tanpa ragu.
Manfaat Teknik Feynman:
-
Mengungkap Celah Pemahaman
Teknik ini membantu Anda menemukan bagian-bagian dari materi yang belum benar-benar dipahami. -
Meningkatkan Retensi Informasi
Dengan memproses informasi secara aktif dan dalam, memori jangka panjang menjadi lebih kuat dan tahan lama. -
Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi
Menyampaikan ide dengan cara yang mudah dimengerti mengembangkan keterampilan berpikir logis, struktur narasi, dan kemampuan komunikasi yang efektif.
Contoh Penerapan:
Misalnya, Anda sedang mempelajari proses fotosintesis. Cobalah menjelaskan seperti ini:
“Tumbuhan membuat makanannya sendiri dengan menggunakan cahaya matahari, air, dan udara. Mereka menyerap cahaya dari matahari, mengambil air dari akar, dan menghirup karbon dioksida dari udara. Semua itu diolah di dalam daun untuk menghasilkan gula sebagai makanan, dan oksigen dilepaskan sebagai hasil sampingannya.”
Jika Anda menemui kesulitan saat menjelaskan proses seperti siklus Calvin, ini menandakan bahwa bagian tersebut perlu dipelajari kembali. Setelah memahami ulang, Anda bisa menyederhanakan penjelasannya menjadi:
“Siklus Calvin adalah bagian dari fotosintesis yang terjadi setelah tumbuhan menangkap energi matahari. Di sini, tumbuhan menggunakan energi itu untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula.”
Catatan:
Teknik Feynman bukan hanya metode belajar, tetapi juga pendekatan berpikir yang mendorong seseorang untuk benar-benar menguasai pengetahuan, bukan sekadar menghafalnya. Dengan membiasakan diri menjelaskan konsep secara sederhana, Anda tidak hanya belajar lebih efektif, tetapi juga menjadi komunikator yang lebih baik.
2. Aturan 50/10
Definisi:
Aturan 50/10 adalah strategi manajemen waktu yang dirancang untuk memaksimalkan fokus dan produktivitas dalam kegiatan belajar atau bekerja. Teknik ini menggabungkan 50 menit kerja intensif dengan 10 menit istirahat aktif, memanfaatkan siklus kerja-berhenti untuk menjaga performa mental secara optimal. Meskipun serupa dengan Teknik Pomodoro, pendekatan ini dirancang khusus untuk mereka yang mampu mempertahankan konsentrasi lebih lama dalam satu sesi.
Langkah-Langkah Penerapan Aturan 50/10:
-
Fokus Penuh Selama 50 Menit
Pilih satu tugas atau materi spesifik. Eliminasi gangguan eksternal seperti ponsel, media sosial, atau notifikasi digital. Duduk di lingkungan yang mendukung konsentrasi tinggi dan kerjakan tugas tersebut dengan komitmen penuh selama 50 menit tanpa interupsi. -
Istirahat Aktif Selama 10 Menit
Setelah menyelesaikan 50 menit belajar atau bekerja, hentikan aktivitas secara total. Gunakan waktu istirahat untuk menyegarkan pikiran: berjalan santai, melakukan peregangan ringan, minum air putih, atau sekadar menatap pemandangan. Hindari aktivitas yang bisa membanjiri otak dengan stimulus baru, seperti scrolling media sosial atau membaca berita. -
Ulangi Siklus Secara Konsisten
Lakukan siklus 50/10 sebanyak 3 hingga 4 kali berturut-turut, tergantung kebutuhan dan stamina mental Anda. Setelahnya, ambil istirahat lebih panjang selama 20–30 menit sebelum memulai blok fokus berikutnya.
Manfaat Utama Aturan 50/10:
-
Meningkatkan Fokus dan Produktivitas
Dengan bekerja dalam blok waktu yang terstruktur, otak lebih mudah masuk ke dalam keadaan deep work—kondisi fokus mendalam yang sangat produktif. -
Mengurangi Risiko Kelelahan Mental
Istirahat singkat namun berkualitas membantu otak memulihkan energi dan menjaga kejernihan berpikir sepanjang hari. -
Mendorong Disiplin dan Konsistensi
Rutinitas ini membantu membangun kebiasaan kerja yang teratur dan bertanggung jawab, terutama dalam menyelesaikan tugas jangka panjang atau menantang.
Contoh Penerapan:
Misalnya, Anda sedang belajar matematika, khususnya topik aljabar linier. Anda menyisihkan 50 menit untuk fokus menyelesaikan latihan soal tanpa gangguan, menggunakan waktu tersebut untuk memahami konsep dan menerapkan rumus secara mendalam. Setelah 50 menit, Anda berhenti sejenak, bangkit dari kursi, berjalan santai di sekitar rumah, dan minum segelas air. Setelah 10 menit, Anda kembali ke meja belajar dengan energi baru dan siap menghadapi topik selanjutnya, seperti matriks dan determinan.
Catatan:
Aturan 50/10 bukan sekadar teknik manajemen waktu, melainkan strategi peningkatan kinerja mental jangka panjang. Dengan mengatur ritme kerja yang seimbang antara fokus dan istirahat, teknik ini mendorong efisiensi, menjaga kesehatan mental, serta menciptakan pola belajar atau bekerja yang berkelanjutan dan produktif.
3. Active Recall
Definisi:
Active Recall (penarikan aktif) adalah metode belajar berbasis riset yang melibatkan upaya sadar untuk mengambil kembali informasi dari memori jangka panjang, alih-alih sekadar meninjau ulang materi secara pasif. Teknik ini terbukti secara ilmiah sebagai salah satu pendekatan paling efektif dalam meningkatkan retensi informasi dan memperkuat pemahaman.
Alih-alih membaca ulang catatan atau menyoroti teks (yang sering memberikan rasa palsu bahwa kita sudah menguasai materi), Active Recall menantang otak untuk secara aktif menarik kembali informasi tanpa bantuan sumber eksternal.
Langkah-Langkah Penerapan Active Recall:
-
Pelajari Materi Secara Ringkas
Baca atau pelajari topik tertentu hingga Anda merasa cukup memahami konsep dasarnya. Fokus pada pengertian inti, bukan menghafal kata demi kata. -
Tutup Sumber dan Uji Diri Sendiri
Tanpa melihat kembali catatan atau buku, coba ingat dan tuliskan poin-poin utama dari materi tersebut. Anda bisa menggunakan bentuk pertanyaan, membuat ringkasan dari ingatan, atau mengajukan kuis kecil pada diri sendiri. -
Periksa dan Koreksi
Bandingkan hasil dari penarikan informasi Anda dengan sumber aslinya. Identifikasi bagian yang salah, keliru, atau terlupakan, lalu pelajari kembali secara spesifik pada bagian-bagian tersebut. -
Ulangi Secara Berkala
Lakukan pengulangan Active Recall dalam interval waktu yang semakin panjang. Pendekatan ini dikenal sebagai Spaced Repetition, yang akan membantu Anda mengingat informasi dengan lebih tahan lama dan efisien.
Manfaat Utama Active Recall:
-
Memperkuat Jalur Memori Otak
Proses aktif dalam mengingat informasi memperdalam jejak memori dan memperkuat koneksi neural. -
Meningkatkan Retensi Jangka Panjang
Dibandingkan dengan belajar pasif, Active Recall memberikan hasil yang jauh lebih baik dalam mengingat informasi dalam jangka panjang—didukung oleh berbagai studi psikologi kognitif dan neuroscience. -
Menghindari Ilusi Pemahaman
Banyak pelajar merasa “sudah mengerti” hanya karena sering melihat atau membaca ulang informasi. Active Recall membantu membongkar ilusi ini dan memberikan gambaran nyata tentang tingkat pemahaman yang sebenarnya.
Contoh Penerapan:
Anda baru saja membaca satu bab tentang Revolusi Industri. Setelah selesai, tutup buku dan coba tuliskan lima poin utama yang Anda ingat, seperti:
-
Perubahan dari tenaga manusia ke mesin
-
Kemunculan pabrik dan produksi massal
-
Dampak sosial terhadap buruh dan urbanisasi
-
Perkembangan transportasi seperti kereta api
-
Awal mula kapitalisme industri
Setelah menulis, bandingkan dengan isi buku. Jika ada poin yang terlewat atau tidak akurat, pelajari kembali dan ulangi prosesnya beberapa kali dalam beberapa hari mendatang. Dengan cara ini, Anda tidak hanya mengingat, tetapi menguasai.
Catatan:
Active Recall adalah fondasi dari belajar efektif. Dengan membiasakan diri mengingat informasi secara aktif, Anda membangun pemahaman yang lebih mendalam dan kokoh. Teknik ini sangat cocok dipadukan dengan strategi lain seperti Spaced Repetition untuk hasil yang maksimal dalam jangka panjang.
4. Interleaving
Definisi:
Interleaving adalah strategi belajar yang melibatkan pencampuran beberapa topik, konsep, atau jenis keterampilan dalam satu sesi belajar, alih-alih mempelajari satu topik secara terfokus dan berurutan (yang disebut dengan blocking). Meskipun tampak lebih menantang, metode ini terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan pemahaman mendalam dan kemampuan berpikir fleksibel dalam menyelesaikan masalah.
Dengan interleaving, Anda dilatih untuk terus beralih konteks, sehingga otak terpaksa bekerja lebih keras dalam membedakan, menghubungkan, dan menerapkan informasi secara aktif.
Langkah-Langkah Penerapan Interleaving:
-
Rencanakan Variasi Materi
Pilih beberapa topik atau keterampilan yang saling terkait namun memiliki perbedaan signifikan. Misalnya, jika Anda belajar matematika, pilih kombinasi seperti aljabar, geometri, dan statistik. -
Campurkan dalam Sesi Belajar
Susun sesi belajar dengan mencampur latihan dari berbagai topik secara bergantian. Misalnya, kerjakan 5 soal aljabar, lanjutkan dengan 5 soal geometri, kemudian 5 soal statistik—bukan menyelesaikan 15 soal dari satu jenis secara berturut-turut. -
Refleksikan dan Tinjau Kembali
Setelah sesi selesai, tinjau kesulitan atau kebingungan yang muncul. Gunakan hasil refleksi ini untuk memperdalam bagian-bagian yang kurang dipahami pada sesi belajar berikutnya.
Manfaat Utama Interleaving:
-
Meningkatkan Diskriminasi Kognitif
Membantu otak membedakan antara konsep yang mirip namun berbeda secara halus, sehingga mengurangi kebingungan saat mengerjakan soal atau menerapkan pengetahuan. -
Mendorong Pembelajaran Fleksibel dan Adaptif
Karena Anda terbiasa berpindah antar-konsep, pemahaman menjadi lebih fleksibel dan siap diterapkan dalam konteks yang bervariasi. -
Terbukti Efektif di Banyak Bidang
Interleaving sangat bermanfaat dalam bidang-bidang seperti matematika, sains, bahasa asing, hingga musik, di mana kemampuan mengidentifikasi dan memilih strategi yang tepat sangat penting.
Contoh Penerapan:
Saat belajar bahasa Spanyol, alih-alih hanya menghafal kosakata selama satu jam penuh, Anda bisa menyusun sesi belajar seperti ini:
-
15 menit mempelajari kosakata baru
-
15 menit mengerjakan latihan tata bahasa (grammar)
-
15 menit mendengarkan audio pendek dan menjawab pertanyaan
-
15 menit latihan berbicara dengan meniru kalimat dari audio
Pendekatan ini memaksa otak untuk beralih mode secara terus-menerus, memperkuat pemahaman dari berbagai sudut.
Catatan:
Interleaving menantang kenyamanan belajar yang berurutan dan linier, namun justru itulah kekuatannya. Dengan memaksa otak untuk berpikir lebih aktif, membedakan, dan menyesuaikan strategi, interleaving menghasilkan pemahaman yang lebih dalam, tahan lama, dan siap digunakan dalam konteks nyata.
5. Spaced Repetition
Definisi:
Spaced Repetition (pengulangan bersela) adalah teknik belajar yang melibatkan pengulangan informasi dalam interval waktu yang semakin panjang. Pendekatan ini dirancang untuk mengoptimalkan proses penguatan memori jangka panjang, dengan memanfaatkan prinsip ilmiah dari kurva pelupaan (forgetting curve) yang diperkenalkan oleh Hermann Ebbinghaus.
Dengan meninjau kembali materi tepat sebelum informasi mulai terlupakan, otak diperkuat untuk mempertahankan informasi tersebut lebih lama setiap kali diulang.
Langkah-Langkah Penerapan Spaced Repetition:
-
Pelajari Materi Baru
Mulailah dengan memahami materi secara menyeluruh. Tujuannya bukan sekadar membaca, tetapi benar-benar memahami konsep atau fakta yang ingin diingat. -
Jadwalkan Pengulangan Terstruktur
Atur jadwal pengulangan berdasarkan interval waktu yang meningkat. Contoh umum:-
Ulangan pertama: 1 hari setelah belajar
-
Ulangan kedua: 3 hari setelah ulangan pertama
-
Ulangan ketiga: 1 minggu kemudian
-
Ulangan keempat: 2 minggu – 1 bulan kemudian
Penjadwalan ini dapat disesuaikan berdasarkan tingkat kesulitan dan tingkat penguasaan Anda terhadap materi.
-
-
Gunakan Alat Bantu Cerdas
Gunakan flashcards atau aplikasi khusus seperti Anki, Quizlet, atau RemNote yang secara otomatis menjadwalkan ulang pengulangan berdasarkan performa Anda dalam menjawab. Sistem ini disebut dengan Spaced Repetition System (SRS).
Manfaat Utama Spaced Repetition:
-
Memperlambat Kurva Pelupaan
Dengan mengulang materi secara strategis, Anda mencegah informasi “menghilang” dari memori, sekaligus memperkuat jejak memori setiap kali diakses kembali. -
Efisiensi Tinggi dalam Belajar
Fokus pada informasi yang sulit atau sering terlupa, alih-alih mengulang semua materi secara merata, membuat proses belajar jauh lebih hemat waktu dan tenaga. -
Cocok untuk Hafalan Jangka Panjang
Teknik ini sangat efektif untuk materi berbasis ingatan spesifik, seperti:-
Kosakata bahasa asing
-
Rumus matematika
-
Fakta sejarah
-
Terminologi ilmiah
-
Contoh Penerapan:
Anda mempelajari 20 kosakata baru dalam bahasa Jerman hari ini.
-
Besok, Anda meninjau kembali 20 kata tersebut.
-
Tiga hari kemudian, Anda ulangi lagi, menandai mana yang masih salah.
-
Setelah satu minggu, Anda uji kembali semua kata.
-
Kata yang sudah Anda kuasai akan dijadwalkan ulang untuk diingat satu bulan kemudian, sementara yang masih salah akan diulang lebih cepat.
Dengan pendekatan ini, semua kosakata akan secara bertahap menempel kuat dalam memori jangka panjang Anda, tanpa perlu belajar berulang kali setiap hari.
Catatan:
Spaced Repetition adalah metode belajar cerdas yang menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak dalam mengingat dan melupakan. Dengan meninjau kembali informasi pada waktu yang tepat, Anda tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga meningkatkan efektivitas belajar secara drastis. Ini adalah teknik wajib bagi siapa pun yang ingin menguasai informasi secara tahan lama.
6. Metakognisi
Definisi:
Metakognisi adalah kemampuan untuk menyadari, memantau, dan mengatur proses berpikir dan belajar Anda sendiri. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “meta” (di atas) dan “cognition” (kognisi/pemikiran), yang secara harfiah berarti “berpikir tentang berpikir.” Metakognisi adalah fondasi dari belajar secara sadar dan merupakan karakteristik umum dari pelajar unggul di berbagai institusi ternama seperti Harvard, Oxford, hingga Stanford.
Dalam konteks belajar, metakognisi mencakup kemampuan untuk:
-
Merencanakan strategi belajar yang efektif
-
Memantau pemahaman saat proses belajar berlangsung
-
Mengevaluasi hasil belajar dan menyesuaikan pendekatan bila diperlukan
Metakognisi bukan hanya mengetahui apa yang harus dipelajari, tetapi juga memahami bagaimana cara terbaik untuk mempelajarinya.
Langkah-Langkah Penerapan Metakognisi:
-
Perencanaan (Planning):
-
Tentukan tujuan belajar secara jelas: Apa yang ingin Anda kuasai?
-
Pilih strategi belajar yang akan digunakan (misalnya, membaca aktif, membuat mind map, active recall, diskusi, dll).
-
Pertimbangkan juga waktu dan sumber daya yang tersedia.
-
-
Pemantauan (Monitoring):
-
Selama proses belajar, ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti:
-
“Apakah saya benar-benar memahami ini?”
-
“Apakah saya bisa menjelaskan ini kembali dengan kata-kata sendiri?”
-
“Apakah strategi ini masih relevan dan efektif?”
-
-
Catat bagian-bagian yang masih membingungkan atau membutuhkan pendekatan alternatif.
-
-
Evaluasi (Evaluating):
-
Setelah sesi belajar, refleksikan proses yang telah dijalani:
-
Apa yang berhasil dan mengapa?
-
Di mana kesulitan muncul?
-
Strategi apa yang harus diubah atau dipertahankan?
-
-
Gunakan hasil evaluasi ini untuk merancang pendekatan yang lebih baik di sesi berikutnya.
-
Manfaat Utama Metakognisi:
-
✅ Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Belajar
Pelajar metakognitif tidak sekadar belajar lebih banyak, tetapi belajar lebih cerdas, dengan menyesuaikan metode yang sesuai dengan jenis materi dan gaya belajar pribadi. -
✅ Mengembangkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Belajar
Dengan metakognisi, pelajar tidak tergantung pada guru atau tutor. Mereka mampu menjadi “pelatih belajar” bagi diri sendiri. -
✅ Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi dan Problem-Solving
Saat menghadapi tantangan baru, pelajar metakognitif mampu dengan cepat menyesuaikan strategi dan mencari solusi. -
✅ Mengurangi Kecemasan Akademik
Karena memiliki pemahaman atas proses belajarnya sendiri, pelajar metakognitif cenderung lebih percaya diri dan tenang saat menghadapi ujian atau tugas besar.
Contoh Penerapan Praktis:
Anda sedang mempersiapkan ujian fisika, dan Anda menyadari bahwa meskipun sudah membaca ulang catatan berkali-kali, Anda tetap kesulitan mengingat rumus dan memahami aplikasinya. Dalam proses refleksi, Anda menyadari bahwa metode pasif ini tidak efektif. Dengan kesadaran tersebut, Anda mengganti strategi menjadi Active Recall dan latihan soal terstruktur, dan dalam seminggu, hasil Anda meningkat drastis. Ini adalah praktik nyata dari metakognisi yang aktif dan adaptif.
Pendekatan Terkini dan Tips Tambahan:
-
Gunakan jurnal refleksi belajar untuk mencatat pemikiran metakognitif harian atau mingguan Anda.
-
Terapkan teknik Think Aloud: Bicarakan proses berpikir Anda saat belajar untuk meningkatkan kesadaran.
-
Coba gunakan rubrik metakognitif—daftar pertanyaan seperti:
-
Apa strategi yang saya gunakan?
-
Mengapa saya memilih strategi ini?
-
Apakah saya mencapai tujuan belajar saya?
-
Catatan:
Metakognisi adalah kunci utama dalam mengubah proses belajar dari reaktif menjadi proaktif. Pelajar yang menguasai keterampilan ini tidak hanya mampu menyerap informasi dengan lebih baik, tetapi juga dapat beradaptasi dengan cepat terhadap tantangan akademik maupun profesional. Dalam era pembelajaran mandiri dan fleksibel seperti sekarang, kemampuan metakognitif bukan lagi sekadar keunggulan—melainkan kebutuhan.
Catatan Akhir:
Teknik belajar ala Harvard ini—Feynman, 50/10, Active Recall, Interleaving, Spaced Repetition, dan Metakognisi—membentuk sistem yang saling melengkapi untuk menjadi “autogenius.” Mereka menggabungkan pemahaman mendalam, manajemen waktu, penguatan memori, dan refleksi diri. Dengan menerapkannya secara konsisten dan disiplin, Anda dapat mengoptimalkan potensi belajar Anda secara signifikan, sesuai dengan standar akademik tinggi seperti yang diasosiasikan dengan Harvard.