Prinsip 5R (5S) Pengaturan dan Pengelolaan Tempat Kerja

0

Prinsip 5R (5S) dalam Pengaturan dan Pengelolaan Tempat Kerja

Prinsip 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang merupakan suatu metode yang diterapkan untuk mengatur dan mengelola tempat kerja dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik secara berkelanjutan. Penerapan prinsip 5R ini bertujuan utama untuk mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi dalam konteks perusahaan.

Arti dan Makna Setiap R (5S):

Seiri (Ringkas): Pemilahan Barang yang Efektif dan Efisien

Seiri, yang diterjemahkan sebagai “Ringkas” dalam prinsip 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang, adalah langkah pertama dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Pada dasarnya, Seiri fokus pada pemilahan barang untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pengaturan tempat kerja. Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai setiap aspek dari Seiri:

1. Pemilahan Barang yang Diperlukan dan Tidak Diperlukan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Identifikasi barang-barang yang benar-benar diperlukan dalam proses kerja.
    • Pisahkan barang-barang yang tidak memberikan nilai tambah atau tidak relevan.
  • Proses Implementasi:
    • Evaluasi kebutuhan aktual di tempat kerja.
    • Identifikasi dan singkirkan barang-barang yang tidak mendukung tujuan utama pekerjaan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Mengoptimalkan penggunaan ruang kerja.
    • Meminimalisir gangguan dan kekacauan yang disebabkan oleh barang-barang yang tidak diperlukan.

2. Pemilahan Barang Rusak dan Masih Dapat Digunakan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Memastikan keberlanjutan alat dan peralatan yang digunakan di tempat kerja.
    • Mencegah penggunaan barang rusak yang dapat membahayakan keselamatan atau menurunkan produktivitas.
  • Proses Implementasi:
    • Evaluasi kondisi barang-barang.
    • Perbaiki atau gantilah barang yang rusak.
    • Singkirkan barang yang tidak dapat diperbaiki atau tidak lagi memenuhi standar keselamatan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Memperpanjang umur pakai peralatan.
    • Meningkatkan keamanan di tempat kerja.
    • Mengurangi risiko kecelakaan atau kerusakan.

3. Pemilahan Barang yang Harus Dibuang atau Disimpan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Mengidentifikasi barang-barang yang sudah tidak memiliki nilai atau relevansi.
    • Menentukan barang-barang yang perlu dibuang dan yang perlu disimpan.
  • Proses Implementasi:
    • Evaluasi barang-barang yang sudah tidak terpakai.
    • Pertimbangkan faktor-faktor seperti masa pakai, kebutuhan masa depan, dan tingkat kepentingan.
    • Buang barang-barang yang sudah tidak diperlukan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Meningkatkan efisiensi ruang penyimpanan.
    • Mengurangi kekacauan dan risiko kecelakaan di tempat kerja.
    • Menyederhanakan proses pencarian dan pengambilan barang.

4. Pemilahan Barang Berdasarkan Frekuensi Penggunaan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Mengelompokkan barang-barang berdasarkan seberapa sering mereka digunakan.
    • Memudahkan aksesibilitas barang-barang yang sering diperlukan.
  • Proses Implementasi:
    • Analisis frekuensi penggunaan setiap barang.
    • Kelompokkan barang-barang ke dalam kategori frekuensi penggunaan (sering, jarang, tidak pernah).
    • Tempatkan barang-barang sesuai dengan kategori tersebut.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Mengurangi waktu pencarian barang yang sering digunakan.
    • Menata tempat kerja untuk mendukung alur kerja yang efisien.

Catatan:

Penerapan Seiri (Ringkas) tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kekacauan di tempat kerja, tetapi juga membentuk dasar yang kuat untuk langkah-langkah 5R selanjutnya. Dengan memahami dengan cermat kebutuhan dan nilai setiap barang, perusahaan dapat mencapai efisiensi dan produktivitas yang tinggi dalam operasional sehari-hari. Seiri menjadi langkah awal yang kritis dalam perjalanan menuju lingkungan kerja yang tertata, efisien, dan berkelanjutan.

Seiso (Rapi): Menjaga Kebersihan dan Kerapihan Tempat Kerja

Seiso, yang diterjemahkan sebagai “Rapi” dalam prinsip 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang, menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja. Langkah ini tidak hanya berkaitan dengan membersihkan secara fisik tetapi juga merinci cara menata barang dan peralatan agar selaras dengan alur kerja dan mudah diakses. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai setiap aspek Seiso:

1. Mengurutkan Peralatan/Barang Berdasarkan Alur Proses Kerja:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Memastikan peralatan dan barang diatur sesuai dengan alur proses kerja yang benar.
    • Memudahkan pekerjaan dan mencegah kekacauan yang dapat terjadi jika barang ditempatkan secara acak.
  • Proses Implementasi:
    • Analisis alur proses kerja dari awal hingga akhir.
    • Tempatkan peralatan dan barang sesuai dengan tahapan alur kerja.
    • Buat sistem penataan yang intuitif untuk memandu karyawan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan mengurangi waktu pencarian.
    • Mencegah kebingungan dan kesalahan dalam penggunaan peralatan.

2. Menata Peralatan/Barang Berdasarkan Frekuensi Penggunaan, Keseragaman, Fungsi, dan Batas Waktu Penggunaan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Meningkatkan efisiensi dengan menempatkan barang sesuai dengan tingkat penggunaan.
    • Menciptakan keseragaman dalam penataan dan memberikan fungsi yang jelas bagi setiap area kerja.
  • Proses Implementasi:
    • Kelompokkan barang berdasarkan frekuensi penggunaan (sering, jarang, tidak pernah).
    • Pertimbangkan faktor keseragaman, fungsi, dan batas waktu penggunaan.
    • Sesuaikan penataan dengan memperhitungkan aspek tersebut.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Meningkatkan efisiensi operasional dengan menempatkan barang yang sering digunakan lebih dekat.
    • Menyederhanakan proses pencarian dan pengambilan barang.

3. Pengaturan Visual untuk Memudahkan Penemuan Barang:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Membuat sistem visual yang memandu karyawan dalam menemukan barang dan peralatan dengan cepat.
    • Mencegah kesalahan dan meningkatkan kejelasan di tempat kerja.
  • Proses Implementasi:
    • Gunakan penandaan yang jelas dan mudah dimengerti.
    • Tempatkan label atau tanda visual yang mencolok untuk setiap area atau jenis barang.
    • Ajarkan dan komunikasikan sistem visual kepada seluruh tim.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Mempercepat waktu pencarian dan pengambilan barang.
    • Meningkatkan pemahaman tim terhadap pengaturan dan penataan tempat kerja.

Catatan:

Seiso (Rapi) bukan hanya tentang membersihkan, tetapi juga tentang merancang tempat kerja agar tetap rapi dan mudah diakses. Dengan mengurutkan peralatan berdasarkan alur proses kerja, keseragaman, dan fungsi, serta menerapkan sistem pengaturan visual, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya bersih tetapi juga efisien. Seiso menjadi langkah penting dalam menjaga keteraturan dan meminimalkan potensi kekacauan di tempat kerja.

Seiton (Resik): Merawat Kebersihan dan Keberlanjutan Tempat Kerja

Seiton, diterjemahkan sebagai “Resik” dalam prinsip 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang, memfokuskan pada pengelolaan kebersihan dan keberlanjutan tempat kerja. Langkah ini tidak hanya mencakup pembersihan fisik, tetapi juga merinci cara menyediakan sarana kebersihan, mengurangi sumber kotoran, dan melakukan pemeliharaan untuk memastikan keberlanjutan tempat kerja. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai setiap aspek Seiton:

1. Membersihkan Tempat Kerja dari Kotoran, Debu, dan Sampah:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Menjaga kebersihan tempat kerja agar menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.
    • Menghilangkan potensi risiko kecelakaan dan meningkatkan kenyamanan karyawan.
  • Proses Implementasi:
    • Rencanakan dan jadwalkan rutinitas pembersihan.
    • Identifikasi area yang rentan terhadap kotoran, debu, dan sampah.
    • Gunakan peralatan pembersih yang sesuai untuk berbagai jenis permukaan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Menciptakan tempat kerja yang bersih dan nyaman.
    • Mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kotoran dan debu.

2. Menyediakan Sarana Kebersihan di Tempat Kerja:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Memfasilitasi akses mudah untuk alat-alat pembersih dan fasilitas kebersihan.
    • Mendorong karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan tempat kerja.
  • Proses Implementasi:
    • Tempatkan tempat sampah dan kotak penyimpanan peralatan pembersih di lokasi strategis.
    • Sediakan tanda visual untuk memandu lokasi fasilitas kebersihan.
    • Libatkan karyawan dalam merawat kebersihan dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Meningkatkan ketersediaan alat pembersih dan fasilitas kebersihan.
    • Memudahkan karyawan untuk menjaga kebersihan tempat kerja.

3. Minimalkan Sumber Kotoran dan Sampah:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Mengidentifikasi dan mengurangi sumber kotoran dan sampah di tempat kerja.
    • Mendorong praktik-praktik yang ramah lingkungan.
  • Proses Implementasi:
    • Evaluasi penggunaan material dan proses kerja yang menghasilkan banyak limbah.
    • Implementasikan praktik-praktik pengurangan limbah.
    • Sediakan fasilitas untuk daur ulang bahan yang dapat didaur ulang.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Mengurangi dampak lingkungan dengan meminimalkan limbah.
    • Menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap keberlanjutan.

4. Memperbarui atau Memperbaiki Tempat Kerja yang Usang/Rusak:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Mempertahankan kondisi fisik tempat kerja agar aman dan efisien.
    • Menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh fasilitas atau peralatan yang rusak.
  • Proses Implementasi:
    • Lakukan pemeliharaan rutin dan pemeriksaan peralatan.
    • Sediakan jalur pengaduan atau laporan untuk melaporkan fasilitas atau peralatan yang rusak.
    • Segera perbarui atau perbaiki setiap fasilitas atau peralatan yang usang atau rusak.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Mencegah kecelakaan dan cedera yang disebabkan oleh kondisi kerja yang buruk.
    • Memperpanjang umur pakai peralatan dan fasilitas.

Catatan:

Seiton (Resik) bukan hanya tentang membersihkan, tetapi juga tentang merawat kebersihan dan keberlanjutan tempat kerja. Dengan menyediakan sarana kebersihan, mengurangi sumber kotoran, dan melakukan pemeliharaan secara rutin, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya bersih tetapi juga aman dan berkelanjutan. Seiton menjadi langkah kritis dalam menjaga keberlanjutan dan menciptakan tempat kerja yang optimal.

Seiketsu (Rawat): Memelihara Kebersihan, Keteraturan, dan Kerapihan Secara Berkelanjutan

Seiketsu, diterjemahkan sebagai “Rawat” dalam prinsip 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang, menekankan pentingnya memelihara kondisi bersih, rapi, dan teratur dari waktu ke waktu. Langkah ini bukan hanya tentang tindakan sementara, tetapi lebih kepada membentuk kebiasaan dan budaya perusahaan untuk menjaga keteraturan dan kebersihan tempat kerja secara berkelanjutan. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai Seiketsu:

Memelihara Kondisi Bersih, Rapi, dan Teratur dari Waktu ke Waktu:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Menjaga kebersihan dan keteraturan yang telah diimplementasikan sebelumnya (Seiri, Seiso, Seiton).
    • Membangun kebiasaan dan budaya perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan.
  • Proses Implementasi:
    • Tetapkan jadwal rutin untuk pembersihan dan pengecekan.
    • Libatkan seluruh tim dalam pemeliharaan kondisi tempat kerja.
    • Tinjau dan perbarui kebijakan dan prosedur untuk mencerminkan perubahan kondisi dan kebutuhan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Menciptakan tempat kerja yang tetap bersih, rapi, dan teratur.
    • Meningkatkan produktivitas dengan mencegah kekacauan dan kebingungan.
    • Menjaga keberlanjutan prinsip 5S.

Kesinambungan Tindakan 5S Sebelumnya:

  1. Seiri (Ringkas):
    • Pastikan barang-barang yang diperlukan dan diperlukan tetap terpisah.
    • Evaluasi dan update secara berkala untuk menyesuaikan kebutuhan.
  2. Seiso (Rapi):
    • Lanjutkan praktik membersihkan tempat kerja secara rutin.
    • Tinjau dan perbarui langkah-langkah untuk mempertahankan keteraturan.
  3. Seiton (Resik):
    • Pastikan sarana kebersihan tetap tersedia dan berfungsi dengan baik.
    • Monitor dan evaluasi untuk mengurangi sumber kotoran dan sampah.

Penyadaran dan Pelatihan Karyawan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Meningkatkan kesadaran karyawan terhadap pentingnya pemeliharaan kebersihan dan keteraturan.
    • Memberikan pelatihan untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
  • Proses Implementasi:
    • Sediakan pelatihan berkala tentang tindakan 5S dan keberlanjutannya.
    • Libatkan karyawan dalam identifikasi dan penyelesaian masalah terkait kebersihan dan keteraturan.
    • Dorong partisipasi aktif dalam program pemeliharaan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Menciptakan tim yang terlatih untuk menjaga kebersihan dan keteraturan.
    • Meningkatkan budaya kerja yang peduli terhadap kondisi tempat kerja.

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Menilai sejauh mana kondisi kebersihan dan keteraturan terjaga.
    • Mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan.
  • Proses Implementasi:
    • Tetapkan indikator kinerja yang dapat diukur.
    • Lakukan audit berkala untuk mengevaluasi keberlanjutan tindakan 5S.
    • Libatkan seluruh tim dalam perencanaan perbaikan berkelanjutan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Memberikan wawasan tentang efektivitas langkah-langkah 5S.
    • Mendorong perbaikan berkelanjutan dalam sistem pemeliharaan.

Catatan:

Seiketsu (Rawat) merupakan langkah kritis dalam mewujudkan keberlanjutan prinsip 5S. Dengan fokus pada pemeliharaan kondisi bersih, rapi, dan teratur dari waktu ke waktu, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan. Seiketsu melibatkan seluruh organisasi untuk menjadikan kebersihan dan keteraturan sebagai bagian integral dari budaya perusahaan.

Shitsuke (Rajin): Membangun Disiplin dalam Melaksanakan Prinsip 5S Secara Konsisten

Shitsuke, diterjemahkan sebagai “Rajin” atau “Disiplin” dalam prinsip 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang, adalah langkah terakhir yang menekankan pentingnya disiplin dan konsistensi dalam menjalankan keempat prinsip 5S sebelumnya. Shitsuke melibatkan upaya untuk menjadikan prinsip 5S bukan hanya sebagai inisiatif sementara tetapi sebagai bagian yang melekat dalam budaya dan perilaku sehari-hari di tempat kerja. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai Shitsuke:

Mendisiplinkan Diri dan Orang Lain:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Membangun kebiasaan untuk melaksanakan keempat prinsip 5S secara otomatis dan konsisten.
    • Meningkatkan tanggung jawab individu dan tim terhadap kebersihan, keteraturan, dan keberlanjutan.
  • Proses Implementasi:
    • Sediakan panduan dan aturan yang jelas terkait dengan pelaksanaan 5S.
    • Libatkan seluruh tim dalam pembentukan dan pemeliharaan prinsip-prinsip 5S.
    • Kembangkan sistem insentif dan penghargaan untuk mendorong partisipasi dan konsistensi.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Menciptakan budaya kerja yang didasarkan pada disiplin dan tanggung jawab.
    • Mengurangi kebutuhan untuk pengawasan eksternal karena tindakan 5S menjadi kebiasaan internal.

Catatan:

Shitsuke (Rajin) bukan hanya tentang penegakan disiplin, tetapi lebih kepada membentuk budaya dan kebiasaan yang berkelanjutan di tempat kerja. Dengan mendisiplinkan diri dan orang lain untuk melaksanakan keempat prinsip 5S secara konsisten, perusahaan dapat mencapai transformasi yang berarti dalam efisiensi, kebersihan, dan keteraturan.

Langkah-langkah pelaksanaan Shitsuke melibatkan pembentukan kebiasaan sehari-hari, integrasi prinsip 5S dalam rutinitas kerja, pelatihan, evaluasi berkelanjutan, dan perbaikan kontinu. Proses ini membantu menciptakan budaya kerja yang berfokus pada tanggung jawab, disiplin, dan kesadaran terhadap lingkungan kerja. Dengan Shitsuke, prinsip-prinsip 5S bukan hanya menjadi metode sementara, tetapi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari DNA perusahaan, membawa manfaat jangka panjang dalam produktivitas dan kesejahteraan lingkungan kerja.

Integrasi Prinsip 5S (5R) dalam Kebiasaan Sehari-hari:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Membuat prinsip-prinsip 5S menjadi bagian integral dari rutinitas sehari-hari.
    • Meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan keteraturan.
  • Proses Implementasi:
    • Bangun kebiasaan melakukan pembersihan dan penataan setiap hari.
    • Libatkan karyawan dalam proses perencanaan dan evaluasi rutin.
    • Perbarui panduan dan prosedur sesuai dengan perubahan kebutuhan.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Meningkatkan efisiensi operasional karena prinsip 5S terintegrasi dalam rutinitas harian.
    • Mengurangi potensi kembali ke kebiasaan lama dengan menjadikan prinsip 5S sebagai bagian alami dari pekerjaan sehari-hari.

Pelatihan dan Pembinaan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Memastikan seluruh tim memahami prinsip-prinsip 5S dan cara melaksanakannya.
    • Memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan atau kesulitan.
  • Proses Implementasi:
    • Sediakan pelatihan reguler tentang prinsip-prinsip 5S.
    • Tetapkan mentor atau tim pembimbing untuk memberikan dukungan kepada karyawan.
    • Pertimbangkan sesi pembinaan atau konseling untuk menyelesaikan masalah yang mungkin muncul.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Meningkatkan pemahaman dan komitmen karyawan terhadap prinsip 5S.
    • Memberikan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan pelaksanaan.

Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan:

  • Pemahaman Tujuan:
    • Menilai efektivitas pelaksanaan prinsip 5S secara terus-menerus.
    • Mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan.
  • Proses Implementasi:
    • Lakukan audit dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan 5S.
    • Libatkan tim dalam proses perbaikan dan inovasi.
    • Perbarui panduan dan prosedur sesuai dengan temuan evaluasi.
  • Manfaat yang Diharapkan:
    • Menciptakan siklus pembelajaran yang berkelanjutan.
    • Memperbaiki dan menyempurnakan implementasi 5S seiring berjalannya waktu.

Penerapan di Tempat Kerja dan Budaya Jepang:

Meskipun banyak yang mengira bahwa prinsip 5R hanya relevan di industri manufaktur, sebenarnya, prinsip ini seharusnya menjadi suatu budaya yang diterapkan di setiap lapisan masyarakat. Penerapannya terlihat sederhana, tetapi menjadikannya sebagai kebiasaan yang konsisten membutuhkan usaha lebih.

Manfaat Penerapan Prinsip 5R:

  1. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas:
    • Dengan mengurangi kekacauan dan menata barang-barang dengan baik, efisiensi kerja meningkat.
  2. Meminimalisir Kesulitan Mencari Dokumen:
    • Pemilahan dan penataan yang baik mengurangi waktu yang terbuang untuk mencari dokumen atau barang.
  3. Meningkatkan Keteraturan:
    • Proses pemilahan, pengurutan, dan penataan membentuk lingkungan kerja yang lebih teratur.
  4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Nyaman:
    • Membersihkan tempat kerja dari kotoran dan sampah menciptakan lingkungan yang aman dan menyenangkan.

Tantangan dalam Penerapan:

Meskipun tujuannya jelas, mencapai efisiensi dan produktivitas tinggi bukanlah perkara mudah. Diperlukan komitmen dan konsistensi dalam menjalankan prinsip 5R ini. Disiplin diri dan orang lain untuk selalu menjaga kebersihan dan keteraturan menjadi kunci utama dalam menjadikan prinsip ini sebagai kebiasaan yang terintegrasi dalam budaya kerja.

Kesimpulan:

Prinsip 5R bukan hanya metode pengaturan tempat kerja, tetapi sebuah filosofi yang dapat mengubah cara kita berpikir dan bertindak dalam lingkungan kerja sehari-hari. Dengan pemahaman mendalam terhadap setiap R, penerapan prinsip 5R dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan kerja yang efisien, produktif, dan berkelanjutan.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda!

Terima kasih dan salam HRD Forum.

Bahari Antono, ST, MBA
Owner & Founder HRD Forum

Ingin mengundang HRD Forum? silakan kirimkan email ke : Event@HRD-Forum.com atau Whatsapp : 0818715595

HRD Forum Connect :
linktr.ee/hrdforum


HRD Forum memberikan jasa Training, Konsultasi, Pendampingan dan Pengerjaan project-project HR seperti : Job Analysis & Job Description, Analisis Beban Kerja, Key Performance Indicators (KPI), Objective & Key Result (OKR), Desain Kompetensi Jabatan, Kamus Kompetensi Jabatan, Matrik Kompetensi Jabatan, CBHRM, Struktur & Skala Upah, Job Evaluation, Training Evaluation & ROTI, Behavioral Event Interview (BEI), Training of Trainer (TOT), Organization Development, Corporate Culture, HR Audit, Performance Management, Performance Appraisal, Coaching for Performance, Talent Management Program, Career Planning, Industrial Relation, Leadership Development Program, Manager Development Program, Supervisory Development Program, Staf Development Program, Managerial Skills for Leaders dan sebagainya. Untuk menggunakan jasa HRD Forum silakan hubungi Hotline : 08788-1000-100 atau Whatsapp ke : 0818715595

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Open chat
Halo,
Ada yang bisa Kami Bantu?