Cari Tahu Apa dan Siapa HR Business Partner

0

Cari Tahu Apa dan Siapa HR Business Partner

Definisi HR Business Partner

Seorang HR Business Partner (HRBP) adalah profesional SDM yang berperan sebagai mitra strategis dalam sebuah organisasi. Mereka bertanggung jawab untuk menghubungkan kebutuhan SDM dengan tujuan bisnis perusahaan. HRBP tidak hanya terlibat dalam fungsi SDM tradisional seperti rekrutmen, pelatihan, dan manajemen kinerja, tetapi juga berkolaborasi dengan manajemen tingkat atas dan unit bisnis untuk mengembangkan strategi SDM yang mendukung tujuan bisnis jangka panjang. Dengan fokus pada strategi dan perkembangan bisnis, HRBP membantu memastikan bahwa kebijakan SDM mendukung visi organisasi dan membantu mewujudkan pertumbuhan perusahaan.

Apakah semua Praktisi HR otomatis sebagai seorang HR Business Partner (HRBP)?

Tidak, semua praktisi HR tidak secara otomatis menjadi seorang HR Business Partner (HRBP). Peran seorang HR Business Partner adalah posisi yang lebih spesifik dan didefinisikan oleh orientasinya terhadap strategi bisnis.

Praktisi HR meliputi berbagai peran dalam fungsi SDM, mulai dari spesialis rekrutmen, manajer pengembangan karyawan, hingga kepala SDM. Meskipun mereka semua terlibat dalam aspek SDM, tidak semuanya memiliki peran yang setara dengan seorang HR Business Partner.

Seorang HR Business Partner memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan terfokus pada mendukung visi strategis perusahaan, bekerja sama dengan manajemen tingkat atas, dan mempengaruhi keputusan strategis yang terkait dengan SDM. Mereka berkolaborasi erat dengan unit bisnis untuk merencanakan inisiatif SDM yang mendukung tujuan bisnis jangka panjang.

Namun, penting untuk diingat bahwa peran HR Business Partner terus berkembang, dan banyak organisasi bergerak menuju model HRBP di mana praktisi HR diharapkan untuk memiliki pemahaman bisnis yang lebih dalam dan terlibat dalam keputusan strategis perusahaan. Tetapi, bukan semua praktisi HR secara otomatis terlibat dalam posisi yang sama seperti HR Business Partner.

Tantangan HR Business Partner

Seorang HR Business Partner (HRBP) sering menghadapi beragam tantangan, termasuk:

  1. Mendukung Perubahan Organisasi: HRBP harus dapat memfasilitasi dan mendukung perubahan organisasi yang seringkali dapat menimbulkan ketidakpastian di antara karyawan. Mereka perlu memastikan bahwa perubahan diterima dengan baik dan karyawan terlibat dalam proses perubahan.
  2. Menjembatani Kesenjangan Antara Manajemen dan Karyawan: Memfasilitasi hubungan antara manajemen dan karyawan, seringkali dalam konteks kebijakan SDM atau perubahan organisasi, dapat menjadi tantangan. Memastikan kebutuhan kedua belah pihak terpenuhi dan terdengar merupakan tantangan tersendiri.
  3. Pengelolaan Konflik: Ketika terjadi konflik antara karyawan atau antara karyawan dan manajemen, HRBP harus dapat menangani konflik tersebut dengan bijaksana dan adil.
  4. Menghadapi Dinamika Bisnis yang Cepat: Bisnis yang berubah dengan cepat menuntut HRBP untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut dan menghadirkan strategi SDM yang sesuai dengan kebutuhan bisnis yang berubah.
  5. Menyediakan Solusi SDM yang Inovatif: HRBP harus bisa memberikan solusi kreatif dan inovatif dalam mengatasi tantangan SDM yang kompleks dan beragam.
  6. Menjaga Keseimbangan Kepentingan Bisnis dan Kesejahteraan Karyawan: Menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis perusahaan dengan kebutuhan kesejahteraan karyawan merupakan tantangan utama, terutama ketika keputusan yang diambil berkaitan dengan penghematan biaya atau perubahan kebijakan.
  7. Membangun Budaya Perusahaan yang Kuat: Membantu dalam membangun budaya perusahaan yang inklusif, inovatif, dan memotivasi merupakan tantangan tambahan yang dihadapi oleh HRBP.

Mengatasi tantangan-tantangan ini membutuhkan kombinasi keterampilan interpersonal, kecakapan dalam manajemen perubahan, pemahaman yang kuat tentang dinamika bisnis, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat di dalam organisasi.

Risiko Jabatan Seorang HR Business Partner

Risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh seorang HR Business Partner (HRBP) meliputi:

  1. Keterbatasan Dukungan Manajemen Senior: Jika manajemen senior tidak mendukung peran HRBP sebagai mitra strategis, ini dapat menghambat kemampuan HRBP dalam mempengaruhi keputusan strategis organisasi.
  2. Konflik Kepentingan: HRBP berada dalam posisi di mana mereka harus mempertimbangkan kepentingan karyawan sambil mendukung tujuan bisnis. Konflik kepentingan dapat muncul jika keputusan yang diambil tidak sepenuhnya memenuhi harapan karyawan.
  3. Tuntutan Waktu dan Tekanan: Peran HRBP seringkali membutuhkan tanggung jawab yang besar dalam memenuhi kebutuhan SDM dan kebutuhan bisnis, yang dapat menghasilkan tekanan tinggi dan tuntutan waktu yang berat.
  4. Tanggung Jawab Hukum: HRBP bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan tenaga kerja dan perundang-undangan terkait SDM. Kesalahan dalam hal ini dapat berpotensi mengakibatkan masalah hukum bagi perusahaan.
  5. Resistensi terhadap Perubahan: HRBP sering terlibat dalam mengelola perubahan organisasi. Jika karyawan atau manajemen resisten terhadap perubahan, ini dapat menghambat kemajuan dan pencapaian tujuan strategis.
  6. Keseimbangan Kepentingan: Menjaga keseimbangan antara kebutuhan karyawan dan kepentingan bisnis dapat menjadi tantangan, dan keputusan yang diambil mungkin tidak selalu memuaskan semua pihak.
  7. Keterbatasan Sumber Daya: Terkadang, HRBP dapat menghadapi keterbatasan sumber daya, baik itu dalam hal anggaran, tenaga kerja, atau teknologi, yang dapat mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan SDM.

Memahami risiko-risiko ini penting bagi seorang HRBP untuk dapat mengelola peran mereka dengan bijaksana dan efektif, serta untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin timbul dengan merencanakan, mengkomunikasikan, dan mengelola aspek SDM secara hati-hati.

Kompetensi Yang Harus dimiliki oleh seorang HR Business Partner

Seorang HR Business Partner harus memiliki sejumlah kompetensi kunci yang meliputi:

  1. Pemahaman Bisnis:
    • Kemampuan untuk memahami secara mendalam aspek bisnis perusahaan, tujuan strategis, dan bagaimana fungsi SDM dapat mendukung pencapaian tujuan tersebut.
  2. Keterampilan Analitis:
    • Kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data SDM untuk mengambil keputusan strategis yang didasarkan pada bukti.
  3. Keterampilan Komunikasi:
    • Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif, baik dengan manajemen senior, departemen lain, maupun karyawan.
  4. Keterampilan Konsultatif:
    • Mampu memberikan saran yang bermakna kepada manajemen terkait kebijakan SDM, rencana pengembangan karyawan, kompensasi, dan strategi retensi.
  5. Pemahaman Mendalam tentang Hukum Tenaga Kerja:
    • Memiliki pengetahuan yang kuat tentang peraturan tenaga kerja, kebijakan perusahaan, dan etika bisnis.
  6. Kemampuan Manajemen Perubahan:
    • Kemampuan untuk memfasilitasi dan memimpin perubahan organisasi, termasuk pengelolaan respon karyawan terhadap perubahan.
  7. Kemampuan Relation Management:
    • Memiliki keterampilan untuk membangun hubungan kerja yang kuat, baik dengan manajemen maupun karyawan.
  8. Kreativitas dan Inovasi:
    • Kemampuan untuk menghadirkan solusi yang inovatif dan kreatif dalam mengelola masalah SDM.
  9. Orientasi terhadap Hasil dan Pengaruh:
    • Memiliki fokus pada pencapaian hasil bisnis dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar memperjuangkan tujuan bersama.

Kombinasi dari keterampilan interpersonal, analitis, serta pemahaman yang kuat tentang dinamika bisnis dan SDM menjadi kunci bagi seorang HR Business Partner yang sukses.

Contoh KPI HR Business Partner

Seorang HR Business Partner memiliki Key Performance Indicators (KPI) yang mengarah pada dukungan terhadap strategi bisnis dan efektivitas fungsi SDM. Beberapa KPI yang bisa menjadi acuan bagi seorang HR Business Partner antara lain:

  1. Tingkat Keterlibatan Karyawan: Mengukur tingkat keterlibatan karyawan melalui survei, evaluasi, atau penilaian secara berkala.
  2. Pengukuran Efektivitas Rekrutmen: KPI ini mengevaluasi keberhasilan rekrutmen dalam menarik dan mempertahankan bakat berkualitas serta waktu yang diperlukan untuk mengisi posisi kosong.
  3. Tingkat Retensi Karyawan: Memantau tingkat retensi karyawan untuk mengukur seberapa efektif upaya retensi yang dilakukan.
  4. Kinerja dan Pengembangan Karyawan: Mengukur peningkatan kinerja karyawan, baik melalui penilaian kinerja reguler, pelatihan, atau pengembangan kompetensi.
  5. Kinerja Bisnis dan Kontribusi SDM: Menghubungkan inisiatif SDM dengan kinerja bisnis, seperti dampak rencana SDM terhadap produktivitas, profitabilitas, atau efisiensi operasional.
  6. Tingkat Kepuasan Karyawan: Melalui survei atau evaluasi, mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan, lingkungan kerja, dan dukungan SDM.
  7. Ketersediaan Karyawan Berkualitas: Mengukur tingkat ketersediaan bakat dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
  8. Efisiensi Proses SDM: Mengukur waktu dan biaya yang terlibat dalam proses SDM, seperti rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan.

KPI ini membantu HR Business Partner untuk mengevaluasi efektivitas strategi dan upaya SDM mereka dalam mendukung visi dan tujuan bisnis organisasi.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dari seluruh dunia. Salam damai!

Bahari Antono, ST, MBA – Senior Konsultan & Pemerhati Human Capital Management

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Open chat
Halo,
Ada yang bisa Kami Bantu?