Work Sampling Analysis di Perusahaan Tambang Batubara

Work Sampling Analysis di Perusahaan Tambang Batubara: Studi Kasus Implementasi dan Manfaatnya
Work Sampling Analysis merupakan metode yang banyak digunakan dalam berbagai industri untuk mengukur efisiensi kerja dan menganalisis beban kerja karyawan. Dalam industri pertambangan batubara, metode ini sangat bermanfaat untuk memahami pola kerja operator alat berat, teknisi perawatan, dan pekerja lapangan lainnya guna meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu idle.
Artikel ini akan membahas implementasi Work Sampling Analysis di perusahaan tambang batubara secara sistematis dan profesional, mencakup tujuan, metode, hasil analisis, dan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan.
1. Tujuan Work Sampling Analysis di Tambang Batubara
Work Sampling Analysis di industri pertambangan batubara bertujuan untuk:
- Mengidentifikasi proporsi waktu yang digunakan oleh operator alat berat dalam aktivitas produktif dan non-produktif.
- Menganalisis penyebab utama waktu idle dan waktu tunggu dalam operasional tambang.
- Mengevaluasi efektivitas sistem perawatan alat berat dan dampaknya terhadap waktu kerja.
- Memberikan rekomendasi peningkatan efisiensi tenaga kerja dan optimalisasi jadwal operasional.
2. Metode Work Sampling Analysis
2.1. Unit yang Diamati
Dalam studi ini, unit kerja yang dianalisis meliputi:
- Operator alat berat (excavator, dump truck, bulldozer, dan grader).
- Teknisi perawatan alat berat.
- Supervisor operasional lapangan.
2.2. Kategori Aktivitas yang Dicatat
Kategori aktivitas yang dianalisis dalam observasi work sampling mencakup:
- Aktivitas Produktif:
- Penggalian batubara.
- Pemuatan batubara ke dump truck.
- Pengangkutan batubara ke stockpile atau crusher.
- Perataan jalan tambang menggunakan grader.
- Aktivitas Non-Produktif:
- Waktu idle (menunggu perintah kerja, antrian loading/unloading, atau menunggu bahan bakar).
- Kegiatan administratif.
- Istirahat dan waktu personal.
- Perawatan dan Downtime:
- Perawatan rutin alat berat.
- Waktu perbaikan akibat kerusakan alat.
2.3. Pelaksanaan Observasi
- Observasi dilakukan secara acak pada berbagai shift kerja selama 3 minggu untuk mendapatkan data yang representatif.
- Setiap observasi dilakukan dengan mencatat aktivitas karyawan setiap 15-30 menit menggunakan aplikasi pencatatan digital.
- Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode statistik untuk menentukan proporsi waktu yang digunakan pada tiap kategori aktivitas.
3. Hasil Analisis Work Sampling
3.1. Distribusi Waktu Operator Alat Berat
Berdasarkan hasil work sampling, distribusi waktu kerja operator alat berat dalam operasional tambang batubara ditemukan sebagai berikut:
- 60% waktu digunakan untuk aktivitas produktif (penggalian, pemuatan, pengangkutan).
- 25% waktu dihabiskan dalam kondisi idle akibat antrean pemuatan dan pengisian bahan bakar.
- 10% waktu digunakan untuk perawatan alat berat.
- 5% waktu dihabiskan untuk keperluan administratif dan koordinasi.
3.2. Faktor Penyebab Waktu Idle yang Tinggi
Analisis lebih lanjut menunjukkan beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya waktu idle:
- Antrian pemuatan dump truck: Beberapa dump truck harus menunggu lebih lama karena ketidakseimbangan antara jumlah excavator dan dump truck.
- Keterlambatan pengisian bahan bakar: Lokasi dan jadwal pengisian bahan bakar belum optimal, menyebabkan antrean panjang.
- Koordinasi antar tim belum efisien: Keterlambatan dalam komunikasi antara supervisor dan operator menyebabkan waktu tunggu lebih lama.
3.3. Dampak Perawatan Alat Berat terhadap Produktivitas
Ditemukan bahwa 10% dari total waktu kerja digunakan untuk perawatan alat berat. Meskipun ini merupakan bagian penting dalam menjaga keandalan alat, analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa downtime akibat perawatan darurat lebih tinggi dibandingkan perawatan preventif.
4. Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan Work Sampling Analysis
Berdasarkan temuan dari Work Sampling Analysis, beberapa langkah perbaikan yang direkomendasikan adalah:
4.1. Optimalisasi Penggunaan Alat Berat
- Menyesuaikan jumlah dump truck dan excavator agar tidak terjadi antrean pemuatan yang berlebihan.
- Mengatur jalur pengangkutan agar lebih efisien untuk mengurangi waktu tunggu di lokasi loading dan unloading.
4.2. Peningkatan Efisiensi Pengisian Bahan Bakar
- Menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar di lokasi strategis.
- Menjadwalkan pengisian bahan bakar pada waktu yang tidak mengganggu jam operasional utama.
4.3. Perbaikan Koordinasi Tim
- Menerapkan sistem komunikasi digital untuk memastikan instruksi kerja disampaikan secara real-time.
- Menggunakan sistem dispatching otomatis untuk mengoptimalkan pergerakan alat berat berdasarkan data operasional terkini.
4.4. Peningkatan Manajemen Perawatan Alat Berat
- Meningkatkan frekuensi perawatan preventif agar mengurangi downtime akibat perbaikan mendadak.
- Menggunakan predictive maintenance dengan sensor IoT untuk mendeteksi potensi kerusakan sebelum terjadi kegagalan alat berat.
5. Kesimpulan
Work Sampling Analysis terbukti menjadi metode yang efektif dalam mengukur efisiensi kerja di perusahaan tambang batubara. Dengan memahami bagaimana waktu kerja digunakan dan mengidentifikasi faktor penyebab waktu idle, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi pemborosan waktu, dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
Melalui implementasi rekomendasi perbaikan berbasis data dari Work Sampling Analysis, perusahaan tambang batubara dapat meningkatkan kinerja operasionalnya secara signifikan dan memastikan bahwa tenaga kerja serta alat berat digunakan dengan cara yang paling efisien.
Artikel ini ditujukan bagi para praktisi HR, manajer operasional, dan pengambil keputusan di industri pertambangan yang ingin mengoptimalkan produktivitas tenaga kerja menggunakan Work Sampling Analysis.
Membutuhkan Konsultan Analisis Beban Kerja? Tim Konsultan HRD Forum siap membantu perusahaan Anda. Hubungi whatsapp 0818715595