
Vitalia sebut saja begitu namanya, ya Vitalia, gadis cantik itu menggeliat. Tetap cantik walau tampak murung dan sedih. Air mukanya gelap, mendung seakan menggelayut di wajah bundarnya. Apa gerangan yang membuat Vitalia begitu murung dan sedih?
Vitalia, sibuk membolak balik tumpukan kertas PR pekerjaan kantornya, baru satu minggu Vitalia duduk sebagai HR di salah satu perusahaan Jakarta. Tugas kantornya itu rupanya yang membuat Vitalia murung, beberapa kali dia mengeluh kepada mamanya.
“Aku nyesel kuliah cape-cape, kalau ternyata kerjaan sebagai HRD begitu membosankan”.
Begitu keluhnya suatu pagi kepada mamanya. Sang mama hanya dapat memeluknya sambil sesekali mengajaknya bersabar.
“Sabar Vitalia, kamu baru satu minggu jadi HRD, kamu belum melihat dan melalui semuanyakan? Bukankah HRD adalah cita-citamu dari dulu? Ingat impianmu dulu dan ingat kata-katamu dulu yang begitu antusias kalau suatu saat nanti, kamu ingin sekali menjadi orang HRD, ya HRD profesional katamu dulu”.
Sang mama mencoba menenangkannya.
“Tapi ma, semua impian dan harapanku ternyata berbeda dengan kenyataan, ternyata tidak seindah bayanganku, aku pikir jadi HRD itu enak, berwibawa, disegani oleh karyawan, dekat dengan direktur dan jabatan yang dipandang dengan kedua belah mata setiap orang, tapi kenyataannya….”.
Celoteh Vitalia terhenti, dia kembali sibuk membolak-balik tugas kantornya.
“Ternyata tugas HRD tidak seperti yang aku bayangkan, sibuk mengurusi hal-hal sepele, coba lihat ini mama, aku hanya merekap daftar hadir, merekap data cuti karyawan, merekap biaya pengobatan karyawan, kalo cuma begini saja pekerjaannya, buat apa aku kuliah tinggi-tinggi segala”.
lanjut Vitalia dengan suara agak bergetar. Mamanya kini mengusap-usap kepala anak gadis kesayangannya itu.
***
Baik rekan-rekan HRD di seluruh Indonesia, apa yang baru saja kita baca tentang kasus si Vitalia dimana dia terkaget-kaget dengan tugas HR yang dia terima, karena ternyata tugas-tugas HR yang dia terima tidak sesuai dengan bayangannya sebelum Vitalia bekerja dan duduk sebagai HR di salah satu perusahaan di Indonesia. Memang kasus seperti Vitalia sering terjadi.
Banyak Vitalia-Vitalia lainnya, mungkin namanya Susi, Ratih, Joko, Susilo, Akbar, Marissa, Yohana, Kiki, Ahmad, Widodo, Hatta, Tanjung, Farhat, Khairul, Eka, Ayu, Pudjiastuti, Dhani, atau siapa-lah yang juga mengalami kasus yang sama dan juga yang langsung berkesimpulan bahwa jadi orang HR itu enak dan nyaman hanya karena mendengar cerita teman-temannya, seniornya atau siapapun tentang enaknya Tugas HR itu. Pada kenyataannya setiap perusahaan memiliki kekhasan masing-masing, ya masing-masing perusahaan punya perbedaan, tidak sama.
Mari kita lihat kasus yang menimpa Vitalia, dimana tugas sehari-harinya hanya merekap absensi, cuti, biaya kesehatan dan lain-lain yang buat Vitalia sangat tidak menantang, dan tentu membosankan, bukan begitu? apakah semua tugas HR seperti Vitalia? tentu jawabnya tidak.
Jika kita ingin membongkar apa itu tugas HR, maka mau tidak mau kita harus melihat secara lengkap Job Description-nya, dan perlu rekan-rekan HR ketahui bahwa Job Description seorang HR akan berbeda-beda di masing-masing perusahaan, tidak sama.
Apa sesungguhnya tugas seorang HR di dalam perusahaan? jika kita ingin mengetahui tugas HR maka mau tidak mau kita harus melihat apa sesungguhnya objective dari keberadaan HR di sebuah perusahaan. Mengapa HR harus ada di sebuah perusahaan?
Ada empat objective dari keberadaan HR di sebuah perusahaan yaitu :
- Organizational Objective ; dimana keberadaan HR di sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk mendukung mewujudkan tujuan dari perusahaan itu sendiri, atau dengan kata lain membantu mewujudkan visi dan misi perusahaan.
- Personal Objective : dimana keberadaan HR di sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk membantu mewujudkan tujuan personal dari semua karyawan yang ada di perusahaan, seperti misalnya ikut membantu mewujudkan harapan karyawan agar dapat bekerja dengan nyaman dan tenang, memiliki semangat dan motivasi untuk bekerja, dsb.
- Functional Objective : dimana keberadaan HR disebuah perusahaan tidak lepas dari tugas dan fungsi HR itu sendiri dalam membuat system HR yang baik, system penilaian yang baik, system training & development yang baik, system compensasi dan benefit yang baik, system pelayanan yang baik, SOP yang baik, system pendokumentasian yang baik, dsbnya.
- Societal Objective : keberadaan HR di dalam perusahaan juga harus mampu membantu mewujudkan harapan dari pihak-pihak di luar perusahaan, dalam hal ini masyarakat di sekitar perusahaan, untuk point ke-4 ini diwujudkan dalam program yang sering kita kenal dengan istilah program CSR (Corporate Social Responsibilities).
dari uraian di atas, kita semakin memahami apa sebenarnya tugas HR itu. Banyak dan cukup berat. Bagaimana dengan Vitalia? rupanya tugas HR yang Vitalia dapatkan adalah tugas dalam kaitannya dengan Functional Objective yaitu melakukan pencatatan dan pendokumentasian yang baik, tentu semua tugas HR yang dilakukan bergerak menuju Organizational Objective. Untuk pembagian tugas ini sangat tergantung dari strategi perusahaan khususnya dalam HR Departement nya itu sendiri.
Apakah semua perusahaan mengadopsi ke-4 level Objective tersebut? tentu jawabnya betul sekali, tetapi fokus dan penekanan yang berbeda-beda, tergantung ada di fase mana HR di perusahaan tersebut. Ada tiga fase evolusi HR yaitu :
- HR sebagai Personalia ; fokus pada sisi administrasi HR
- HR sebagai HR Development ; fokus pada sisi development
- HR sebagai Human Capital ; fokus pada human sebagai capital yang harus memiliki added value bagi perusahaan
dimana fase HR departemen perusahaan Anda?
Sampai Jumpa di artikel HR lainnya.
Salam HR !
Bahari Antono
2 thoughts on “Tugas HR : Beda Perusahaan Beda Tugasnya”