Transformasi Bank: Mengadopsi Platform-Based Operating Model dan Agile Pods

π Transformasi Bank Modern: Mengadopsi Platform-Based Operating Model dan Agile Pods untuk Meningkatkan Kelincahan dan Inovasi
Dalam era digital yang berkembang pesat, industri perbankan global menghadapi tekanan yang semakin kuat untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan ekspektasi nasabah yang terus meningkat. Untuk menjawab tantangan ini, bank modern kini mulai meninggalkan struktur organisasi tradisional yang hierarkis dan terkotak-kotak. Sebagai gantinya, mereka mengadopsi operating model berbasis platform dan agile pods guna meningkatkan kelincahan (agility) dan mendorong inovasi yang lebih cepat dan relevan.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam:
β
Mengapa transformasi ini penting
β
Apa itu operating model berbasis platform dan agile pods
β
Bagaimana implementasinya di bank modern
β
Tantangan yang perlu diantisipasi
β
Contoh kasus singkat dan best practices
1οΈβ£ Mengapa Bank Perlu Bertransformasi?
Selama beberapa dekade, banyak bank di seluruh dunia terjebak dalam model organisasi yang silo-based: departemen yang berdiri sendiri-sendiri (misalnya pemasaran, produk, IT, dan risiko) dengan birokrasi yang kompleks. Model ini membuat bank:
π Sulit bergerak cepat untuk meluncurkan produk baru
π Kurang responsif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan nasabah
π Kesulitan berinovasi di tengah disrupsi digital oleh fintech dan challenger banks
Dengan hadirnya ekspektasi nasabah yang menuntut layanan cepat, personal, dan seamless (misalnya melalui aplikasi mobile banking, layanan open API, hingga digital onboarding), bank perlu mengubah cara mereka beroperasi. Di sinilah platform-based operating model dan agile pods hadir sebagai solusi modern.
2οΈβ£ Apa Itu Operating Model Berbasis Platform?
Operating model berbasis platform adalah kerangka kerja yang menempatkan platform digital sebagai pusat penggerak layanan bank. Konsep ini diilhami oleh perusahaan teknologi seperti Amazon dan Netflix, yang sukses membangun platform modular yang bisa diskalakan dengan cepat.
πΉ Ciri-ciri utama platform-based operating model di bank:
β
Modular & reusable: Fungsi-fungsi penting (seperti KYC, risk scoring, payment processing) dikemas dalam bentuk API atau microservices yang bisa digunakan lintas produk dan kanal.
β
Terintegrasi: Memungkinkan kolaborasi lintas departemen, meminimalkan duplikasi sistem, dan mempercepat inovasi.
β
Data-centric: Menggunakan data secara real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
β
Ecosystem-ready: Memungkinkan kolaborasi dengan mitra fintech, e-commerce, dan pihak ketiga lainnya untuk memperluas penawaran layanan.
Dengan operating model ini, bank bisa menghadirkan layanan baru lebih cepat, misalnya meluncurkan produk pinjaman digital hanya dalam hitungan minggu, bukan bulan.
3οΈβ£ Apa Itu Agile Pods?
Agile pods adalah tim kecil lintas fungsi (cross-functional) yang bekerja secara otonom untuk mengembangkan produk atau fitur tertentu. Berbeda dengan organisasi tradisional yang cenderung hierarkis, agile pods memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan cepat, melakukan eksperimen, dan iterasi produk.
πΉ Komposisi agile pods biasanya mencakup:
π¨βπ» Developer/Engineer
π¨ UX/UI Designer
π Data Analyst
π§© Product Owner/Manager
π‘ Business Analyst atau Subject Matter Expert
Dengan agile pods, bank bisa:
β
Mengembangkan produk secara iteratif dengan feedback cepat dari pengguna
β
Lebih responsif terhadap perubahan pasar atau kebutuhan regulasi
β
Mengurangi birokrasi internal yang memperlambat time-to-market
4οΈβ£ Bagaimana Implementasi di Bank Modern?
Berikut adalah tahapan implementasi yang biasa diterapkan:
πΆ Tahap 1: Penetapan Visi dan Strategi Digital
Bank menetapkan roadmap transformasi digital, termasuk komitmen untuk beralih dari silo-based ke platform-based operating model.
πΆ Tahap 2: Membangun Platform Digital Inti
Membuat komponen reusable (API, microservices, data layer) yang mendukung berbagai layanan seperti pembayaran, pinjaman, KYC, risk management, dan lainnya.
πΆ Tahap 3: Pembentukan Agile Pods
Membentuk tim kecil lintas fungsi yang diberi tanggung jawab end-to-end atas pengembangan produk tertentu, misalnya mobile banking, wealth management, atau kartu kredit digital.
πΆ Tahap 4: Scale and Iterate
Mengintegrasikan agile pods dengan platform secara harmonis, memantau performa, dan melakukan continuous improvement.
5οΈβ£ Tantangan yang Perlu Diantisipasi
πΈ Perubahan Budaya Kerja
Transformasi ini membutuhkan mindset kolaborasi, keterbukaan, dan willingness to change, yang sering kali sulit bagi organisasi yang sudah mapan.
πΈ Teknologi Legacy
Banyak bank masih memiliki core banking yang monolitik dan sulit diintegrasikan dengan API atau microservices baru.
πΈ Regulasi
Bank harus memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat, seperti perlindungan data (GDPR, PII) dan keamanan siber.
πΈ Skill Gap
Transisi ini menuntut tenaga kerja dengan skill digital baru, termasuk agile coach, API developer, dan data engineer.
6οΈβ£ Contoh
π‘ Bank XXX
Mengadopsi operating model berbasis platform dengan tim agile pods (disebut squads) yang lintas fungsi. Hasilnya: peluncuran produk digital baru bisa dipercepat hingga 50% dibandingkan model tradisional.
π‘ Bank YYY
Menerapkan pendekatan βplatform mindsetβ dengan API marketplace, memungkinkan fintech untuk terhubung dengan layanan bank. Agile pods digunakan untuk inovasi produk, misalnya aplikasi mobile banking yang user-centric.
7οΈβ£ Catatan
Transformasi ke platform-based operating model dan agile pods bukan hanya tren sesaatβini adalah keharusan bagi bank modern agar tetap relevan di era digital. Dengan model ini, bank dapat meningkatkan kelincahan, mempercepat inovasi, dan memberikan pengalaman nasabah yang lebih baik. Namun, implementasinya membutuhkan komitmen kuat pada transformasi budaya, teknologi, dan organisasi.
Bagi bank yang berhasil mengadopsi model ini, hasilnya bukan hanya pertumbuhan bisnis yang lebih cepat, tetapi juga daya saing yang berkelanjutan di tengah persaingan industri yang semakin ketat.