Skill Based Organization Vs Competency Based Learning, Mana yang Lebih Baik?

0

Skill Based Organization Vs Competency Based Learning, Mana yang Lebih Baik?

Dalam era transformasi digital yang pesat saat ini, organisasi di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengelola talenta dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia. Dua pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian di kalangan praktisi HR adalah Skill Based Organization (SBO) dan Competency Based Learning (CBL). Kedua model ini menawarkan paradigma berbeda dalam membangun organisasi yang adaptif dan berdaya saing tinggi. Artikel ini akan mengupas secara mendalam perbedaan, keunggulan, serta konteks penerapan yang tepat untuk kedua pendekatan tersebut.

Memahami Perbedaan Fundamental

Skill Based Organization: Fokus pada Kemampuan Spesifik

Skill Based Organization (SBO) adalah model organisasi yang menempatkan keterampilan (skill) sebagai pondasi utama dalam mengelola talenta. Pendekatan ini berfokus pada kemampuan spesifik dan terukur yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam pekerjaan. Dalam SBO, pengambilan keputusan terkait rekrutmen, pengembangan karir, dan penempatan posisi didasarkan pada kesesuaian keterampilan yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan organisasi.

“Skill didefinisikan sebagai aktivitas yang dipelajari secara spesifik dan bervariasi dalam tingkat kompleksitasnya. Mengetahui keterampilan yang dimiliki seseorang membantu kita menentukan apakah pelatihan dan pengalaman mereka telah mempersiapkan mereka untuk jenis aktivitas kerja tertentu,” demikian menurut spesialis kompetensi.

SBO muncul sebagai respons terhadap percepatan perubahan teknologi dan kebutuhan bisnis yang dinamis. Dengan masa pakai keterampilan teknis yang semakin pendek (hanya 2,5 tahun), dan keterampilan kepemimpinan kurang dari 5 tahun, organisasi perlu menjadi lebih lincah dalam mengidentifikasi, mengukur, dan mengembangkan keterampilan yang relevan.

Competency Based Learning: Pendekatan Holistik Berbasis Kompetensi

Competency Based Learning (CBL) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada penguasaan kompetensi—kombinasi dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability) yang diperlukan untuk menjalankan peran tertentu secara efektif. CBL menekankan hasil pembelajaran dan demonstrasi penguasaan kompetensi, bukan sekadar waktu yang dihabiskan dalam proses pembelajaran.

“Kompetensi adalah identifikasi perilaku yang dapat diamati dan ditunjukkan oleh individu yang berkinerja baik dalam pekerjaan. Perilaku tersebut merupakan hasil dari berbagai kemampuan, keterampilan, pengetahuan, motivasi, dan karakteristik yang dimiliki karyawan,” jelasnya.

Formula sederhana untuk memahami kompetensi adalah:

Keterampilan + Pengetahuan + Kemampuan = Kompetensi

Perbedaan utama antara skill dan kompetensi terletak pada cakupan dan kompleksitasnya. Skill memberikan kita “apa” yang perlu dilakukan, sementara kompetensi mencakup juga “bagaimana” melakukannya dengan efektif dalam konteks organisasi.

Keunggulan Skill Based Organization

1. Adaptabilitas Terhadap Perubahan Cepat

SBO memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan pasar. Menurut penelitian terbaru, jumlah keterampilan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan telah meningkat 10% per tahun sejak 2017. Dengan fokus pada keterampilan spesifik, organisasi dapat dengan cepat mengidentifikasi kesenjangan dan mengembangkan solusi untuk mengatasinya.

2. Perluasan Talent Pool yang Signifikan

Data menunjukkan bahwa pendekatan berbasis keterampilan dapat meningkatkan jumlah pekerja berkualifikasi hingga 20 kali lipat, meskipun tingkat ekspansi bervariasi antar industri. Sebagai contoh, pendekatan berbasis keterampilan meningkatkan talent pool untuk manajer pemasaran digital di Amerika Serikat hampir 22 kali lipat karena banyak keterampilan yang terkait dengan pekerjaan ini—seperti pemasaran digital dan analitik web—umum ditemukan pada pekerjaan lain.

3. Proses Rekrutmen yang Lebih Efisien

Survei terhadap 1.500 pemberi kerja menunjukkan bahwa 82% mengalami pengurangan waktu rekrutmen, dengan 19% melaporkan pengurangan setidaknya 51%. Ini berdampak langsung pada efisiensi biaya rekrutmen, dimana 74% pemberi kerja mencatat pengurangan total biaya rekrutmen.

4. Peningkatan Keragaman dan Kesetaraan

Dalam masyarakat dengan akses pendidikan yang tidak merata, pendekatan berbasis keterampilan membuka lebih banyak peluang untuk semua kandidat. Survei TestGorilla Skills-Based Hiring menemukan bahwa 84% dari 1.500 pemberi kerja melaporkan peningkatan keragaman di tempat kerja berkat rekrutmen berbasis keterampilan.

Keunggulan Competency Based Learning

1. Pendekatan Holistik untuk Pengembangan Talenta

CBL mencakup spektrum yang lebih luas dari pengembangan profesional dengan mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ini memberikan kerangka kerja komprehensif yang menangkap berbagai dimensi kinerja.

2. Kejelasan dalam Ekspektasi Kinerja

Model kompetensi memberikan deskripsi yang jelas tentang perilaku yang diharapkan pada berbagai tingkat keahlian. Kerangka HR 2025 Competency Framework, misalnya, mengidentifikasi kompetensi inti dan spesialis yang diperlukan untuk profesional HR modern yang mendorong nilai bisnis.

3. Struktur untuk Manajemen Kinerja

Kompetensi memberikan struktur untuk aktivitas HR yang tidak dapat ditandingi oleh definisi keterampilan konvensional. Kompetensi dirancang untuk masuk ke dalam arsitektur yang mencakup seluruh organisasi dan memberikan struktur untuk departemen, tim, dan unit bisnis yang berbeda.

4. Jalur Pengembangan Karir yang Jelas

Tidak seperti definisi keterampilan, kompetensi multi-level mendefinisikan keterampilan spesifik pada berbagai tingkat keahlian dan kemahiran. Mendefinisikan setiap tingkat kemahiran ini adalah alat yang sangat berharga untuk membantu karyawan memahami dan mengambil kendali atas perkembangan karir mereka.

Mana yang Lebih Baik untuk Konteks Indonesia?

Jawaban yang tepat adalah “tergantung konteks”. Untuk organisasi di Indonesia, pemilihan pendekatan terbaik harus mempertimbangkan beberapa faktor:

Faktor Kematangan Organisasi

Organisasi dengan sistem HR yang matang mungkin lebih siap untuk mengadopsi SBO, sementara organisasi yang baru membangun kerangka pengembangan talenta mungkin mendapat manfaat lebih dari pendekatan CBL yang terstruktur.

Faktor Industri dan Disrupsi Teknologi

Industri yang mengalami disrupsi teknologi cepat seperti fintech, e-commerce, dan teknologi informasi mungkin lebih membutuhkan pendekatan SBO untuk mengikuti perkembangan keterampilan terkini. Sementara itu, industri yang lebih stabil seperti manufaktur tradisional atau pelayanan publik mungkin mendapat manfaat lebih dari pendekatan CBL.

Faktor Budaya Organisasi

Organisasi dengan budaya inovasi dan agility tinggi mungkin lebih cocok dengan pendekatan SBO, sementara organisasi yang menekankan pengembangan jangka panjang dan jalur karir yang jelas mungkin lebih selaras dengan pendekatan CBL.

Tren terkini menunjukkan bahwa organisasi terdepan sedang berevolusi menuju model integratif yang mengkombinasikan kekuatan kedua pendekatan. Seperti dinyatakan dalam penelitian terbaru, “Beralih ke organisasi berbasis keterampilan bukanlah tentang membuang kerangka kerja yang ada secara tiba-tiba, tetapi mengintegrasikan pendekatan berbasis keterampilan ke dalam praktik manajemen talenta kita saat ini.”

Pendekatan integratif mencakup beberapa strategi:

  1. Memperkaya deskripsi pekerjaan dengan memasukkan lima keterampilan utama yang diperlukan untuk sukses, di samping persyaratan tradisional.
  2. Menggunakan kompetensi sebagai kerangka organisasi besar dan keterampilan sebagai elemen yang lebih granular dan dapat diukur dalam kerangka tersebut.
  3. Membangun arsitektur kompetensi tiga tingkat yang mencakup:
    • Kompetensi inti: dibagikan oleh setiap pekerjaan dalam organisasi
    • Kompetensi keluarga pekerjaan: dibagikan oleh kelompok pekerjaan spesifik
    • Kompetensi pekerjaan spesifik: mendefinisikan apa yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu
  4. Memanfaatkan teknologi AI dan analitik data untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengembangkan keterampilan secara lebih presisi.

Implementasi Sukses: Langkah Praktis

1. Mulai dengan Analisis Kebutuhan Organisasi

Identifikasi kesenjangan keterampilan dan kompetensi kritis yang dibutuhkan organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Berhati-hatilah untuk tidak “menggeneralisasi keseluruhan lautan” sekaligus.

2. Adopsi Pendekatan Inkremental

Mulailah dengan proyek percontohan di departemen atau fungsi yang paling siap. Misalnya, fokus pada transformasi digital di departemen IT, atau pengembangan kepemimpinan di level manajerial.

3. Investasi pada Sistem HR yang Terintegrasi

Keberhasilan baik SBO maupun CBL bergantung pada infrastruktur teknologi yang mendukung. Integrasikan sistem perekrutan, manajemen kinerja, dan pengembangan talenta untuk memberikan pandangan komprehensif tentang keterampilan dan kompetensi di seluruh organisasi.

4. Kembangkan Budaya Pembelajaran Berkelanjutan

Dorong pembelajaran mandiri dan pengembangan keterampilan baru. Berikan akses ke sumber belajar yang beragam, termasuk program pelatihan terstruktur, pembelajaran daring, proyek lintas fungsi, dan mentoring.

5. Ukur dan Evaluasi Dampak

Tetapkan metrik yang jelas untuk mengukur keberhasilan inisiatif Anda. Ini bisa mencakup peningkatan produktivitas, pengurangan waktu rekrutmen, peningkatan retensi talenta, atau kemampuan mengisi posisi kritis secara internal.

Kesimpulan

Baik Skill Based Organization maupun Competency Based Learning menawarkan kekuatan dan nilai unik dalam pengembangan talenta. Bukan tentang memilih salah satu, tetapi menemukan keseimbangan yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi Anda.

Di tengah pesatnya transformasi digital dan perubahan kebutuhan pasar tenaga kerja, organisasi Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang lebih dinamis dan berorientasi masa depan dalam pengembangan talenta. Membangun fondasi kompetensi yang kuat sambil tetap lincah dalam mengembangkan keterampilan spesifik adalah kunci kesuksesan di era disrupsi ini.

Untuk memulai perjalanan transformasi HR ini, diperlukan panduan ahli dan partner strategis yang memahami konteks lokal dan tren global. Dengan pendekatan yang tepat, organisasi Indonesia dapat membangun tim yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga kompetensi menyeluruh yang mendorong kinerja unggul dan pertumbuhan berkelanjutan.


Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana mengimplementasikan Skill Based Organization atau Competency Based Learning di organisasi Anda, silakan hubungi kami melalui WhatsApp: 0818715595 atau email: Event@HRD-Forum.com. Tim ahli kami siap membantu mengembangkan solusi pengembangan talenta yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Open chat
Halo,
Ada yang bisa Kami Bantu?