Mengungkap Praktik Power Harassment yang Merusak
Teror di Tempat Kerja: Mengungkap Praktik Power Harassment yang Merusak
“Kekuasaan yang disalahgunakan adalah benih kehancuran dalam setiap organisasi. Menghormati dan melindungi martabat karyawan adalah landasan dari kepemimpinan yang sejati.” — Bahari Antono
Power Harassment – Sahabat HRD Forum, Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, para pimpinan perusahaan, supervisor, dan manajer memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga suasana kerja yang kondusif dan produktif. Namun, ada satu isu yang seringkali tersembunyi di balik dinding-dinding kantor—power harassment. Istilah ini merujuk pada pelecehan yang dilakukan oleh seseorang dengan kekuasaan atau otoritas, yang menggunakan posisinya untuk menindas atau menekan bawahannya. Artikel ini akan mengungkapkan apa itu power harassment, dampaknya terhadap individu dan organisasi, serta bagaimana cara mengidentifikasi dan menangani masalah ini.
Definisi
Power harassment adalah bentuk pelecehan yang terjadi di tempat kerja ketika seseorang dalam posisi kekuasaan atau otoritas memanfaatkan posisinya untuk melakukan intimidasi, penyalahgunaan, atau penindasan terhadap karyawan yang berada di bawah kendalinya. Tindakan ini dapat berupa penghinaan, ancaman, pengucilan, atau bahkan pemaksaan untuk melakukan pekerjaan di luar kapasitas atau tanpa dukungan yang memadai.
Power harassment berbeda dengan tindakan manajerial yang sah, seperti memberikan kritik konstruktif atau menegakkan disiplin kerja. Pelecehan ini bertujuan untuk merendahkan, menekan, atau memanipulasi karyawan, dan bukan untuk memperbaiki kinerja atau mendorong produktivitas.
Bentuk-Bentuk Power Harassment
Power harassment dapat muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:
- Pelecehan Verbal: Tindakan seperti memarahi, menghina, atau memberikan komentar merendahkan secara terus-menerus.
- Pengucilan Sosial: Mengabaikan, mengecualikan, atau mengisolasi karyawan dari lingkungan kerja dan interaksi sosial.
- Eksploitasi Pekerjaan: Memaksa karyawan untuk bekerja di luar jam kerja, memberikan tugas yang tidak mungkin diselesaikan, atau menuntut pekerjaan di luar deskripsi kerja tanpa alasan yang jelas.
- Manipulasi Psikologis: Menggunakan ancaman atau manipulasi emosional untuk mengendalikan atau menekan karyawan.
- Penyalahgunaan Kekuasaan: Menggunakan otoritas untuk mempermalukan atau menghukum karyawan secara tidak adil.
Dampak terhadap Individu dan Organisasi
Power harassment dapat memiliki dampak yang serius, baik bagi karyawan yang menjadi korban maupun bagi organisasi secara keseluruhan:
- Dampak pada Individu:
- Kesehatan Mental: Korban power harassment sering mengalami stres, kecemasan, depresi, dan kehilangan rasa percaya diri.
- Produktivitas Kerja: Karyawan yang menjadi korban mungkin mengalami penurunan produktivitas, kehilangan motivasi, dan peningkatan absensi.
- Keputusan Keluar: Banyak korban power harassment memilih untuk meninggalkan perusahaan, yang dapat mengakibatkan hilangnya talenta berbakat.
- Dampak pada Organisasi:
- Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat: Power harassment menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan penuh ketegangan, yang dapat mempengaruhi kinerja keseluruhan tim.
- Tingkat Pergantian Karyawan yang Tinggi: Tingginya tingkat turnover akibat korban yang memilih keluar dapat mengganggu stabilitas operasional dan meningkatkan biaya rekrutmen.
- Reputasi Perusahaan yang Tercemar: Jika power harassment terjadi secara sistematis dan terungkap, hal ini dapat merusak reputasi perusahaan di mata publik dan calon karyawan.
Mengidentifikasi dan Menangani
Pimpinan perusahaan, supervisor, dan manajer memiliki peran kunci dalam mengidentifikasi dan menangani power harassment di tempat kerja. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
- Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran akan power harassment melalui pelatihan, seminar, dan diskusi terbuka yang melibatkan seluruh karyawan. Penting untuk membedakan antara tindakan manajerial yang sah dan pelecehan.
- Kebijakan yang Jelas: Perusahaan harus memiliki kebijakan yang tegas dan jelas terkait power harassment, dengan prosedur yang mudah diakses bagi karyawan yang ingin melaporkan pelecehan. Kebijakan ini harus mencakup definisi, contoh, dan sanksi yang sesuai.
- Saluran Pelaporan yang Aman: Menciptakan saluran pelaporan yang aman, anonim, dan bebas dari risiko pembalasan, untuk karyawan yang menjadi korban atau saksi power harassment.
- Tindakan Tegas dan Adil: Segera mengambil tindakan tegas dan adil terhadap pelaku power harassment, termasuk investigasi yang transparan dan pemberian sanksi yang sesuai. Hal ini akan menunjukkan bahwa perusahaan tidak mentoleransi perilaku tersebut.
- Dukungan Psikologis: Menyediakan layanan konseling atau dukungan psikologis bagi korban power harassment untuk membantu mereka pulih dari trauma dan mempertahankan kesejahteraan mental.
Catatan – Power Harassment
Pelecehan akibat posisi kekuasaan ini adalah masalah serius yang dapat merusak moral, produktivitas, dan reputasi perusahaan. Pimpinan perusahaan, supervisor, dan manajer harus mengambil langkah proaktif untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menangani praktik ini. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang adil, aman, dan suportif, perusahaan tidak hanya akan melindungi karyawan mereka, tetapi juga memperkuat kinerja organisasi secara keseluruhan.
Menyadari adanya pelecehan jenis ini dan mengambil tindakan yang tepat merupakan langkah penting menuju lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.
“Mengakhiri power harassment bukan hanya soal melindungi karyawan, tetapi juga soal membangun budaya kerja yang adil, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang.” — Bahari Antono