Mengapa HRBP Tak Populer di Indonesia?

0

Mengapa HRBP Tak Populer di Indonesia?

HRBP | Bayangkan sebuah perusahaan besar dengan ribuan karyawan, beragam fungsi bisnis, dan tantangan organisasi yang kompleks. Di tengah hiruk-pikuk pengelolaan sumber daya manusia, mengapa konsep Human Resource Business Partner (HRBP) tidak sepopuler Human Capital (HC) atau Human Resources (HR) di Indonesia? Apakah ini tentang konsep yang sulit dipahami, ataukah karena eksekusinya yang tidak relevan dengan konteks budaya dan bisnis lokal?

Memahami HRBP, HC, dan HR: Sebuah Perbandingan Konseptual

Human Resource Business Partner adalah peran strategis dalam manajemen SDM yang berfokus pada kolaborasi dengan lini bisnis untuk memastikan strategi HR selaras dengan tujuan bisnis. Dibandingkan dengan HC yang sering dikaitkan dengan pengelolaan nilai manusia sebagai aset (human capital management), atau HR yang lebih umum mengacu pada pengelolaan operasional SDM, Human Resource Business Partner memiliki pendekatan yang lebih spesifik dan berbasis kemitraan.

Namun, di Indonesia, HRBP sering kali hanya menjadi sebuah istilah tanpa implementasi nyata yang relevan. Banyak perusahaan masih memprioritaskan fungsi administratif HR atau pendekatan HC yang lebih terukur dan konkret.

Faktor-Faktor Penyebab Ketidakpopuleran HRBP di Indonesia

  1. Kurangnya Pemahaman tentang Human Resource Business Partner: Banyak praktisi HR di Indonesia yang belum sepenuhnya memahami peran dan fungsi Human Resource Business Partner. Hal ini terjadi karena HRBP adalah konsep yang relatif baru dibandingkan dengan HC dan HR. Buku, pelatihan, dan referensi tentang Human Resource Business Partner yang relevan dengan konteks Indonesia masih terbatas.
  2. Budaya Kerja yang Hierarkis: Budaya kerja di banyak perusahaan Indonesia cenderung hierarkis. Dalam struktur seperti ini, HRBP sering kali sulit menjalankan perannya sebagai mitra strategis karena keputusan utama tetap berada di tangan manajemen puncak.
  3. Fokus pada Operasional dan Administrasi: Perusahaan di Indonesia, terutama yang berskala kecil dan menengah, lebih banyak berfokus pada fungsi HR yang bersifat operasional seperti penggajian, rekrutmen, dan administrasi. Hal ini membuat fungsi strategis seperti Human Resource Business Partner dianggap tidak prioritas.
  4. Kurangnya Keahlian dan Kompetensi HRBP: Peran Human Resource Business Partner membutuhkan kompetensi yang unik, seperti kemampuan analisis data, pemahaman bisnis, dan kemampuan membangun hubungan lintas fungsi. Sayangnya, banyak praktisi HR di Indonesia yang belum dilengkapi dengan keahlian ini.
  5. Minimnya Dukungan Teknologi: Implementasi Human Resource Business Partner sering kali bergantung pada data yang akurat dan sistem yang terintegrasi. Banyak perusahaan di Indonesia masih menggunakan sistem manual atau teknologi yang tidak memadai untuk mendukung pendekatan strategis seperti Human Resource Business Partner.

Perbandingan: Mengapa HC dan HR Lebih Populer?

  1. Sederhana dan Mudah Dimengerti HC dan HR lebih mudah dipahami dan diukur. Konsep “human capital” sebagai aset memiliki daya tarik tersendiri karena dapat langsung dikaitkan dengan nilai bisnis.
  2. Fokus pada KPI yang Jelas Fungsi HC dan HR sering kali diukur dengan KPI yang konkret seperti tingkat retensi karyawan, waktu rekrutmen, atau produktivitas. Sebaliknya, HRBP lebih sulit diukur karena dampaknya sering kali bersifat jangka panjang.
  3. Relevansi dengan Kebutuhan Pasar Banyak perusahaan di Indonesia lebih fokus pada pertumbuhan dan efisiensi operasional. Fungsi HC dan HR lebih relevan dalam mendukung kebutuhan ini dibandingkan HRBP yang membutuhkan pendekatan strategis.

Cara Meningkatkan Popularitas HRBP di Indonesia

  1. Edukasi dan Pelatihan Perlu ada lebih banyak program pelatihan yang fokus pada peran Human Resource Business Partner, termasuk pelatihan untuk memahami bisnis secara mendalam.
  2. Integrasi dengan Budaya Lokal Konsep Human Resource Business Partner perlu disesuaikan dengan konteks budaya dan dinamika bisnis di Indonesia, termasuk dengan cara membangun hubungan personal yang kuat.
  3. Penerapan Teknologi HR Implementasi sistem HR berbasis teknologi dapat membantu Human Resource Business Partner menjalankan perannya secara lebih efektif dengan dukungan data yang akurat.
  4. Dukungan dari Top Management Top management harus memahami pentingnya Human Resource Business Partner dan memberikan dukungan penuh agar fungsi ini dapat berjalan optimal.
  5. Menekankan ROI dari HRBP Praktisi HR perlu menunjukkan bagaimana Human Resource Business Partner dapat memberikan nilai tambah yang konkret bagi bisnis, seperti peningkatan kinerja organisasi atau efisiensi biaya.

Catatan

Human Resource Business Partner memiliki potensi besar untuk menjadi peran yang vital dalam manajemen SDM di Indonesia, namun masih banyak tantangan yang harus diatasi. Dengan edukasi, adaptasi budaya, dan dukungan teknologi, Human Resource Business Partner dapat menjadi bagian integral dari strategi bisnis yang sukses. Untuk para praktisi HR dan HC, inilah saatnya untuk mulai menggali lebih dalam potensi Human Resource Business Partner dan mempersiapkan diri untuk mengintegrasikannya ke dalam organisasi.

 

Terima Kasih dan Salam Sukses untuk semuanya,
Bahari Antono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Open chat
Halo,
Ada yang bisa Kami Bantu?