Cara Menghitung Skor KPI dan OKR yang Tepat
Cara Menghitung Skor KPI dan OKR yang Tepat
Pengukuran kinerja karyawan dan tim adalah aspek krusial dalam memastikan keberhasilan strategi organisasi. Dua pendekatan populer untuk mengukur kinerja adalah Key Performance Indicators (KPI) dan Objectives and Key Results (OKR). Meski keduanya sering digunakan, metodologi penghitungan skor KPI dan OKR berbeda. Artikel ini memberikan panduan sistematis untuk menghitung skor KPI dan OKR dengan tepat, sesuai praktik terbaik yang relevan bagi praktisi HR, HC, dan HRBP di Indonesia.
1. Apa Itu KPI dan OKR?
KPI (Key Performance Indicator)
KPI adalah metrik yang digunakan untuk mengukur keberhasilan individu, tim, atau organisasi dalam mencapai tujuan spesifik. KPI berfokus pada angka atau target tertentu yang menunjukkan performa. Contoh:
- Penjualan bulanan mencapai Rp500 juta.
- Tingkat retensi karyawan tahunan sebesar 90%.
OKR (Objectives and Key Results)
OKR adalah kerangka kerja pengelolaan tujuan yang digunakan untuk menetapkan Objectives (sasaran kualitatif) dan Key Results (hasil kuantitatif yang menunjukkan pencapaian sasaran). Contoh:
- Objective: Tingkatkan kepuasan pelanggan.
- Key Results:
- Tingkatkan NPS dari 70 menjadi 85.
- Kurangi waktu penyelesaian keluhan dari 24 jam menjadi 12 jam.
2. Perbedaan Utama dalam Penghitungan KPI dan OKR
Aspek | KPI | OKR |
---|---|---|
Fokus | Pengukuran performa terhadap target | Progres terhadap sasaran strategis |
Pendekatan | Kuantitatif | Gabungan kualitatif dan kuantitatif |
Frekuensi Evaluasi | Bulanan, triwulanan, atau tahunan | Kuartalan |
Bobot Skor | Berdasarkan prioritas | Sama rata atau berdasarkan dampak |
3. Cara Menghitung Skor KPI yang Tepat
Langkah-langkah menghitung skor KPI:
Langkah 1: Tetapkan KPI yang SMART
KPI harus Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound.
- Contoh: Targetkan peningkatan penjualan sebesar 10% dalam 3 bulan.
Langkah 2: Tentukan Bobot untuk Setiap KPI
Bobot mencerminkan tingkat prioritas KPI terhadap tujuan organisasi. Total bobot seluruh KPI harus 100%.
- Contoh:
- KPI 1 (Penjualan): 50%.
- KPI 2 (Retensi Pelanggan): 30%.
- KPI 3 (Efisiensi Operasional): 20%.
Langkah 3: Ukur Capaian Setiap KPI
Hitung persentase pencapaian berdasarkan data aktual terhadap target.
Langkah 4: Hitung Skor Tertimbang
Kalikan capaian KPI dengan bobotnya, lalu jumlahkan seluruh skor tertimbang.
- Contoh:
- KPI 1: 90% × 50% = 45.
- KPI 2: 85% × 30% = 25.5.
- KPI 3: 70% × 20% = 14.
- Skor Total KPI: 45 + 25.5 + 14 = 84.5.
4. Cara Menghitung Skor OKR yang Tepat
Langkah 1: Identifikasi Objectives dan Key Results
Setiap objective harus memiliki 2–5 key results yang spesifik, terukur, dan relevan.
- Contoh Objective: Tingkatkan pengalaman karyawan.
- KR 1: Capai skor survei kepuasan karyawan (eNPS) > 75.
- KR 2: Kurangi waktu orientasi dari 3 bulan menjadi 2 bulan.
Langkah 2: Evaluasi Setiap Key Result
Gunakan skala 0–1 untuk setiap key result:
- 0: Tidak tercapai sama sekali.
- 0.5: Tercapai sebagian.
- 1: Tercapai sepenuhnya.
- Contoh:
- KR 1: Skor eNPS = 80 (target tercapai) → 1.
- KR 2: Waktu orientasi menjadi 2.5 bulan (sebagian tercapai) → 0.5.
Langkah 3: Hitung Skor Objective
Ambil rata-rata dari skor key results.
- Rumus:
Langkah 4: Hitung Skor Keseluruhan OKR
Jika ada beberapa objectives, hitung rata-rata skor setiap objective.
5. Tips Memaksimalkan Akurasi Skor KPI dan OKR
- Gunakan Data Realtime: Pastikan data yang digunakan adalah terkini dan relevan.
- Lakukan Validasi: Review hasil penghitungan bersama tim untuk memastikan kesesuaian dengan realitas.
- Evaluasi Berkala: Untuk OKR, lakukan evaluasi setiap kuartal. Untuk KPI, sesuaikan dengan periode yang telah ditentukan.
- Libatkan Semua Pemangku Kepentingan: Pastikan karyawan memahami dan menyepakati target KPI dan OKR sejak awal.
- Gunakan Tools Digital: Platform seperti Excel, Google Sheets, atau software manajemen kinerja mempermudah penghitungan dan pelacakan.
6. CATATAN
Penghitungan skor KPI dan OKR yang tepat membutuhkan pemahaman mendalam terhadap tujuan organisasi dan pengelolaan data yang efektif. KPI memberikan pengukuran spesifik performa terhadap target, sementara OKR lebih fokus pada progres strategis. Dengan mengimplementasikan panduan ini, praktisi HR, HC, dan HRBP di Indonesia dapat memastikan proses pengukuran kinerja yang lebih transparan, akurat, dan berorientasi hasil.
Pertanyaan Diskusi
Apakah perusahaan Anda lebih sering menggunakan KPI, OKR, atau kombinasi keduanya? Bagaimana Anda memastikan penghitungan skor yang adil? Bagikan pengalaman Anda!