Apa Coaching itu penting?
Apa Coaching itu penting?
Langsung dijawab : Sangat penting. Berbagai indikasi menunjukan bahwa karyawan sebenarnya sangat menyukai kegiatan yang dapat menambah ilmunya, baik itu training, seminar, workshop, dan lain-lain. Menjadi nilai tambah apabila kegiatan tersebut dilakukan di luar tempat kerja seperti di hotel. Selain dapat menambah pengetahuan juga dapat menambah network baru atau mungkin hanya untuk mengganti suasana yang berbeda.
Secara alami, perusahaan pun sebenarnya senang memberikan pelatihan kepada karyawannya. Meskipun dalam prakteknya tidak terlalu banyak perusahaan yang mampu dan mau melakukannya. Masalah dana menjadi kendala utama. Selain masalah dana, ada juga kendala masalah waktu. Perusahaan enggan ‘meliburkan’ karyawannya untuk kegiatan coaching karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Efektivitas pelatihan pun menjadi pertimbangan lainnya dimana hasil training dan seminar biasanya tidak langsung terlihat.
Bagi perusahaan yang belum mampu mengikuti training karena satu dan lain hal, coaching bisa menjadi jalan keluarnya.
Apa itu Coaching?
Menurut teori, coaching adalah pembinaan karyawan senior/atasan kepada bawahannya untuk memberikan orientasi realitas dan membantu mengatasi hambatan dalam pekerjaan.
Lebih jelasnya manfaat coaching adalah :
1. Mengubah TC Menjadi DC
Thereshold Competencies (TC) adalah kompetensi dasar untuk melakukan tugas dasar. Misalnya sekretaris dapat mengetik surat, operator mengangkat telepon dan sebagainya. Sementara Differentiating Competencies (DC) adalah kemampuan yang lebih mendalam, sebagaimana seorang sales membina hubungan baik dengan konsumen agar meningkatkan penjualannya. Peningkatan TC ke DC ini dapat diperoleh melalui coaching. Karena bila hanya membiarkan karyawan berkembang sendiri, hasilnya tentu tidak efisien.
2. 3R : Right People, Right Job dan Right Performance
3R adalah right people, right job dan right performance. Sangat jarang kita bisa langsung menemukan 3R itu. Kebanyakan 3R ini terjadi melalui proses panjang. Coaching dapat menjadi salah satu cara untuk menemukan 3R ini. Meskipun hasil yang didapat belum memenuhi ideal, coaching dapat meningkatkan performa karyawan dibandingkan sebelumnya.
3. Menemukan Pemimpin
Jim Collin mengungkapkan dalam studinya, pemimpin usaha yang sudah bergerak dari good ke great lebih memilih mengembangkan pemimpin baru dari karyawan senior atau tenaga ahli mereka sendiri. Hal ini masuk di akal karena orang dalam akan lebih paham persoalan dalam perusahaan secara mendetail. Meskipun tidak semua karyawan terpilih menjadi pemimpin, tetapi performa karyawan tersebut tentu akan meningkat pula sebagai akibatnya.
Hambatan di Lapangan
Menurut CCL, Emerging Leader Research Survey Summary Report tahun 2003, 88% responden mengaku bahwa memiliki mentor dalam pekerjaan merupakan hal vital untuk kemajuan karir.
Meskipun sangat dibutuhkan, beberapa hambatan dalam kegiatan coaching ini adalah :
1. Budaya Memarahi
Kebiasaan yang sering dilakukan atasan adalah langsung memarahi karyawan saat karyawan tersebut melakukan kesalahan. Marah merupakan hal yang wajar dilakukan, namun setelah marah seharusnya atasan tidak serta merta menjauhinya, namun justru seharusnya ditindaklanjuti dengan memberikan coaching.
2. Budaya Membiarkan
Artinya kita membiarkan karyawan berkembang sendiri, entah karena tidak perduli ataupun malas untuk mengembangkan.
3. Budaya Mengerjakan Sendiri
Hal ini disebabkan tidak percaya untuk mendelegasikan pekerjaan pada orang lain, sehingga semua pekerjaan dikerjakan sendiri oleh atasan.
4. Mengharapkan Hasil Instan
5. Arogansi
Dalam arti menjaga jarak dengan bawahan karena merasa gengsi atau enggan turun ke bawah.
Meng-coach-kan karyawan termasuk dalam kegiatan mendidik karyawan. Dalam mendidik, kita wajib menerapkan metode yang cocok sehingga materi yang kita sampaikan diterima dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Memiliki Data
Data yang dimaksud adalah hal-hal yang perlu diketahui seputar karyawan yang akan kita coach. Apa saja permasalahan yang sedang dan mungkin akan dihadapi karyawan tersebut dan sebagainya.
2. Metode yang tepat
Seperti yang dibahas sebelumnya, metode dalam menyampaikan materi coaching tidak kalah pentingnya dari materi itu sendiri. Penting juga menemukan metode dimana orang yang kita ajari juga dapat mengajarkannya pada orang lain.
3. Menghidupkan
Bagaimana caranya menghidupkan suasana, bukannya malah mematikan suasana dan bagaimana menemukan cara mengapresiasi kinerja karyawan agar hasilnya menjadi lebih baik.
Semoga bermanfaat!!